Efekpencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian. Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara. 2. Pencemaran air Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai

Pencemaran udara adalah pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas, dan awan panas Undang-Undang Tahun 2007 Tentang Pencemaran Lingkungan. Menurut Peraturan Pemerintah tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara, bahwa pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun 2002 tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan manusia. Berikut definisi dan pengertian pencemaran udara dari beberapa sumber buku Menurut Soemarno 1999, pencemaran udara merupakan masuknya zat pencemar gas beracun dan aerosol ke dalam atmosfer sehingga melampaui batas ambangnya dan mengganggu kehidupan, hewan, dan tumbuhan. Menurut Wardhana 2004, pencemaran udara adalah adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan terjadinya perubahan susunan komposisi udara dari susunan atau keadaan normalnya. Menurut Seinfeld dan Pandis 2006, pencemaran udara adalah kondisi atmosfer ketika suatu substansi konsentrasi pencemar melebihi batas konsentrasi udara ambien normal yang menyebabkan dampak terukur pada manusia, hewan tumbuhan dan material. Menurut Mukono 2008, pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia yang dapat dihitung dan diukur serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material. Jenis-jenis Pencemaran Udara Menurut Sunu 2001, pencemaran udara dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu a. Berdasarkan bentuk Berdasarkan bentuk zatnya, pencemaran udara dibagi menjadi dua jenis, yaitu Gas, adalah uap yang dihasilkan dari zat padat atau zat cair karena dipanaskan atau menguap sendiri. Contohnya CO2, CO, SOx, NOx. Partikel, adalah suatu bentuk pencemaran udara yang berasal dari zarah-zarah kecil yang terdispersi ke udara, baik berupa padatan, cairan, maupun padatan dan cairan secara bersama-sama. Contohnya debu, asap, kabut, dan lain-lain. b. Berdasarkan tempat Berdasarkan tempat terjadinya, pencemaran udara dibagi menjadi dua jenis, yaitu Pencemaran udara dalam ruang indoor air pollution yang disebut juga udara tidak bebas seperti di rumah, pabrik, bioskop, sekolah, rumah sakit, dan bangunan lainnya. Biasanya zat pencemarnya adalah asap rokok, asap yang terjadi di dapur tradisional ketika memasak, dan lain-lain. Pencemaran udara luar ruang outdoor air pollution yang disebut juga udara bebas seperti asap asap dari industri maupun kendaraan bermotor. c. Berdasarkan gangguan atau efeknya terhadap kesehatan Berdasarkan gangguan atau efeknya terhadap kesehatan, pencemaran udara dibagi menjadi empat jenis, yaitu Irritansia, adalah zat pencemar yang dapat menimbulkan iritasi jaringan tubuh, seperti SO2, Ozon, dan Nitrogen Oksida. Aspeksia, adalah keadaan dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas Karbon Dioksida. Gas penyebab tersebut seperti CO, H2S, NH3, dan CH4. Anestesia, adalah zat yang mempunyai efek membius dan biasanya merupakan pencemaran udara dalam ruang. Contohnya; Formaldehide dan Alkohol. Toksis, adalah zat pencemar yang menyebabkan keracunan. Zat penyebabnya seperti Timbal, Cadmium, Fluor, dan Insektisida. d. Berdasarkan susunan kimia Berdasarkan susunan kimianya, pencemaran udara dibagi menjadi dua jenis, yaitu Anorganik, adalah zat pencemar yang tidak mengandung karbon seperti asbestos, ammonia, asam sulfat, dan lain-lain. Organik, adalah zat pencemar yang mengandung karbon seperti pestisida, herbisida, beberapa jenis alkohol, dan lain-lain. e. Berdasarkan asalnya Berdasarkan asalnya, pencemaran udara dibagi menjadi dua jenis, yaitu Primer, adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan langsung ke udara yang menyebabkan konsentrasinya meningkat dan membahayakan. Contohnya CO2, yang meningkat diatas konsentrasi normal. Sekunder, adalah senyawa kimia berbahaya yang timbul dari hasil reaksi antara zat polutan primer dengan komponen alamiah. Contohnya Peroxy Acetil Nitrat PAN. Sumber Pencemaran Udara Menurut Slamet 2009, terdapat beberapa sumber pencemar yang dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, yaitu sebagai berikut Sumber titik. Sumber titik adalah sumber yang diam yang tergolong dalam sumber tidak bergerak yaitu berupa cerobong asap yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan industri. Misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang berbahan bakar batu bara. Sumber mobil. Sumber mobil yang dimaksudkan yaitu sumber yang bergerak berasal dari kendaraan bermotor dan lain sebagainya yang menghasilkan pembakaran yang berakibat terhadap pencemaran udara. Sumber area. Sumber area adalah sumber sumber yang berasal dari pembakaran terbuka di daerah permukiman, pedesaan dan lain–lain misalnya pembakaran sampah. Menurut Kastiyowati 2001, sumber pencemaran udara berbentuk gas berasal dari zat berikut ini Golongan belerang terdiri dari Sulfur Dioksida SO2, Hidrogen Sulfida H2S dan Sulfat Aerosol. Golongan Nitrogen terdiri dari Nitrogen Oksida N2O, Nitrogen Monoksida NO, Amoniak NH3 dan Nitrogen Dioksida NO2. Golongan Karbon terdiri dari Karbon Dioksida CO2, Karbon Monoksida CO, Hidrokarbon. Golongan gas yang berbahaya terdiri dari Benzen, Vinyl Klorida, air raksa uap. Faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Udara Menurut Junaidi 2002, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pencemaran udara, yaitu Suhu udara. Suhu udara dapat mempengaruhi konsentrasi pencemar udara. Suhu udara yang tinggi menyebabkan udara makin renggang sehingga konsentrasi pencemar menjadi makin rendah. Sebaliknya pada suhu yang dingin keadaan udara makin padat sehingga konsentrasi pencemar di udara tampaknya makin tinggi. Kelembapan. Kelembapan udara dapat mempengaruhi konsentrasi pencemar di udara. Pada kelembapan yang tinggi maka kadar uap air di udara dapat bereaksi dengan pencemar udara, menjadi zat lain yang tak berbahaya atau menjadi pencemar sekunder. Tekanan udara. Tekanan udara dapat mempercepat atau menghambat terjadinya suatu reaksi kimia antara pencemar dengan zat pencemar di udara atau zat-zat yang ada di udara, sehingga pencemar udara dapat bertambah maupun berkurang. Angin. Angin adalah udara yang bergerak. Akibat pergerakan udara maka akan terjadi suatu proses penyebaran sehingga dapat mengakibatkan pengenceran dari bahan pencemaran udara, sehingga kadar suatu pencemar pada jarak tertentu sumber akan mempunyai kadar yang berbeda. Sinar matahari. Sinar matahari juga mempengaruhi kadar pencemar udara, karena dengan adanya sinar matahari tersebut maka beberapa pencemar di udara dapat dipercepat atau diperlambat reaksinya dengan zat-zat lain di udara sehingga sehingga kadarnya dapat berbeda menurut banyaknya sinar matahari yang menyinari bumi. Curah hujan. Curah hujan yang merupakan suatu partikel air di udara yang bergerak dari atas jatu ke bumi, dapat menyerap pencemar gas tertentu kedalam partikel air, serta dapat menangkap partikel debu baik yang inert maupun partikel debu yang lain, menempel pada partikel air dan di bawa jatuh ke bumi. Efek Bahaya Pencemaran Udara Menurut Mukono 2008, pencemaran udara memiliki efek dan dampak yang berbahaya bagi lingkungan dan mahluk hidup, antara lain adalah sebagai berikut a. Efek terhadap kondisi fisik atmosfer Efek negatif bahan pencemar udara terhadap kondisi fisik atmosfer antara lain gangguan jarak pandang visibility, memberikan warna tertentu pada atmosfer, mempengaruhi struktur dari awan, mempengaruhi keasaman air hujan, mempercepat pemanasan atmosfer. b. Efek terhadap faktor ekonomi Efek negatif bahan pencemar udara terhadap faktor yang berhubungan dengan ekonomi antara lain, meningkatnya biaya rehabilitasi karena rusaknya bahan keropos dan meningkatnya biaya pemeliharaan pelapisan, pengecatan. c. Efek terhadap vegetasi Efek negatif bahan pencemar udara terhadap kehidupan vegetasi antara lain ialah perubahan morfologi, pigmen, dan kerusakan fisiologi sel tumbuhan terutama pada daun, dapat mempengaruhi pertumbuhan vegetasi, mempengaruhi proses reproduksi tanaman, mempengaruhi komposisi komunitas tanaman, dapat terjadi akumulasi bahan pencemar pada vegetasi tertentu, misalnya lumut kerak dan mempengaruhi kehidupan serta morfologi vegetasi tersebut. d. Efek terhadap kehidupan binatang Efek terhadap kehidupan binatang, baik binatang peliharaan maupun bukan, dapat terjadi karena adanya proses bioakumulasi dan keracunan bahan berbahaya. Sebagai contoh adalah terjadinya migrasi burung karena udara ambien terpapar oleh gas SO2. e. Efek estetik Efek estetik yang diakibatkan adanya bahan pencemar udara antara lain timbulnya bau dan adanya lapisan debu pada bahan yang mengakibatkan perubahan warna permukaan bahan dan mudahnya terjadi kerusakan bahan tersebut. Pencegahan Pencemaran Udara Terdapat beberapa usaha yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap bahaya pencemaran udara, yaitu sebagai berikut Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas polutan lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan. Memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, maupun di sekitar tempat tinggal dan merawatnya. Karena salah satu kegunaan tumbuhan adalah sebagai indikator pencemaran dini, selain sebagai penahan debu dan bahan partikel lain. Menggunakan transportasi massal seperti bus,angkutan kota,kereta api dan lain-lain untuk mengurangi jumlah kendaraan di jalan raya. Juga dapat menggunakan transportasi ramah lingkungan seperti becak, dokar, sepeda atau berjalan kaki apabila jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh. Mematuhi batas kecepatan dan jangan membawa beban terlalu berat di kendaraan agar pemakaian bensin lebih efektif,dan lain-lain. Daftar Pustaka Soemarno, Sri Hartati. 1999. Meteorologi Pencemaran Udara. Bandung ITB. Wardhana, Wisnu. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta Andi Offset. Seinfeld, dan Pandis, 2006. Atmospheric Chemistry And Physics From Air Pollution To Climate Change. New Jersey John Wiley & Sons. Mukono, 2008. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran Pernafasan. Surabaya Airlangga University Press. Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. Jakarta Grasindo. Slamet, 2009. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta Gadjah Mada University Press. Kastiyowati, I. 2001. Dampak dan Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara. Jakarta Puslitbang Tek Balitbang Dephan. Junaidi. 2002. Skripsi Analisis Kwantitatif Kadar Debu PT. Semen Andalas Indonesia di Lingkungan AKL DEPKES RI Banda Aceh. Medan Universitas Sumatera Utara.

polusi dampak pencemaran tanah dan penanggulangannya, dampak polusi air bagi kesehatan manusia dan lingkungan, 12 dampak polusi tanah terhadap lingkungan ilmugeografi com, dampak positif dan negatif dari intensifikasi pertanian, makalah polusi udara polusi air amp polusi tanah the, pencemaran tanah penyebab dampak dan Di zaman modern ini, pembangunan dan perkembangan di berbagai bidang sedang meningkat secara pesat. Hal ini juga didukung oleh pertumbuhan penduduk yang terus mengalami pertambahan di setiap tahunnya, terutama di negara berkembang. Negara berkembang berpacu dengan waktu untuk dapat bertahan hidup dan demi dapat bersaing secara global di tengah zaman yang serba cepat ini. Jika tidak, kemungkinan mereka menjadi negara tertinggal bisa saja terjadi. Sehingga tidak heran berbagai macam cara dilakukan oleh negara berkembang untuk memajukan negaranya, salah satunya melakukan kerja sama dengan negara – negara berjalannya waktu, semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia dan bertujuan untuk memajukan negara pasti akan memberikan manfaat bagi kita semua. Akan tetapi, ada kalanya pembangunan tersebut memberikan dampak negatif berupa kerusakan lingkungan. Rusaknya lingkungan sudah bukan menjadi hal aneh di era seperti saat ini, dan hal tersebut dapat mudah ditemukan terutama di kota – kota yang kita ketahui, kerusakan lingkungan di daerah perkotaan tidak terhitung lagi jumlahnya. Kerusakan itu bisa berupa polusi air, polusi cahaya, polusi tanah, polusi suara, hingga pencemaran udara. Tentunya kerusakan tersebut tidak boleh dianggap sepele, terutama pencemaran udara. Pencemaran udara merupakan kondisi atmosfer bumi yang mengandung lebih dari satu substansi baik kimia, fisik maupun biologi yang mampu membahayakan kesehatan makhluk hidup. Kita tahu sebagai makhluk hidup manusia membutuhkan oksigen untuk bernafas, bisa dibayangkan jika kita tidak dapat menghirup udara bersih lagi di perkotaan. Tentunya kualitas udara di perkotaan jauh dari kata sehat jika dibandingkan udara yang berada di perdesaan atau daerah pegunungan. Pencemaran udara ada berbagai macam bentuk atau jenisnya dan dibedakan berdasarkanAsal TerbentuknyaPrimer suatu bahan kimia yang ditambahkan secara langsung ke udara sehingga konsentrasinya bertambah hingga mencapai titik berbahaya. Seperti kandungan CO2 yang melebihi batas merupakan suatu senyawa kimia yang sangat berbahaya dan berasal dari hasil suatu reaksi kimia tertentu seperti senyawa polutan primer dengan senyawa alami lain seperti Peroxy Acetil Nitrat PAN.TempatPencemaran udara di luar ruangan atau dikenal dengan nama udara bebas dan biasanya berasal dari asap kendaraan bermotor hingga pabrik – pabrik udara di dalam ruangan atau udara tidak bebas. Pencemaran ini dapat berasal dari asap rokok, asap obat nyamuk dan lain sebagainya yang berada di dalam partikel yang biasanya berupa material – material kecil seperti debu dan asap. Bagi beberapa orang debu bisa sangat berbahaya sebab dapat menjadi pemicu munculnya partikel lain yang dapat mencemari udara yaitu dapat berupa virus, bakteri, mineral anorganik air raksa dan timah, bahan organik benzen, klorinasi alkan, dan hidrokarbon.Berbentuk gas biasanya berupa uap yang berasal dari zat padat atau zat cair yang mengalami pemanasan hingga menguap. Seperti contoh Nitrogen NO2, Belerang SO2, H2S, NO, SO3, CO dan COSusunan KimiaOrganik, pencemaran udara mengandung zat seperti karbon, herbisida, beberapa senyawa yang mengandung alkohol dan lain berkebalikan dengan organik yaitu tidak mengandung karbon seperti asam sulfat, amoniak dan lain dan Dampak KesehatanAspeksia, kondisi darah dalam keadaan kekurangan oksigen serta tidak dapat melepaskan karbondioksida. Gangguan ini disebabkan oleh gas monoksida CO, NH3, H2S dan tubuh mengalami keracunan yang disebabkan oleh senyawa kimia berupa timbal, fluor, insektisida dan lain – zat kimia yang dapat mengakibatkan timbulnya iritasi pada tubuh. Zat tersebut berupa nitrogen oksida, SO2 dan lain – zat kimia ini memberikan efek bius hingga tidak sadarkan diri dan dapat ditemukan di dalam ruangan. Misalnya alkohol dan Terjadinya Pencemaran UdaraHasil pembakaran bahan bakar yang berasal dari minyak bumi dari mesin kendaraan. Tidak heran jika di daerah perkotaan kualitas udara sudah tidak dapat dikatakan sehat karena jumlah kendaraan yang terus bertambah setiap tahunnya. Selain itu, kemacetan juga menjadi salah satu penyebab timbulnya pencemaran yang berasal dari pembakaran batu bara, biasanya banyak dilakukan oleh perusahaan pembangkit listrik. Asap yang dihasilkan mengandung nitrogen oksida dan juga oksida asap dari pembakaran batu bara, asap juga bisa berasal dari kebakaran hutan atau lahan, asap rokok, serta akitvitas gunung berapi yang sudah pasti menghasilkan partikel – partikel debu ke pendingin ruangan seperti AC dan lemari pendingin kemungkinan besar melepaskan zat yang dikenal dengan nama CFC Chloro Fluoro Carbon yang dapat merusak serta mencemari pupuk yang berlebihan bisa menghasilkan gas amoniak atau NH3 yang tentunya sangat berbahaya terutama bagi atmosfer sampah yang menggunung dan dibuang bukan pada Pencemaran UdaraMengganggu kesahatan, udara yang kotor dapat membahayakan kesehatan tubuh manusia seperti menimbulkan infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA, asma, batuk, alergi dan lain sebagainya. Menurut WHO pencemaran udara menjadi salah satu pencemaran yang dapat membunuh manusia terbesar di dunia. Jadi semua orang kemungkinan besar dapat terkena gangguan kesehatan akibat pencemaran Global, sudah bukan masalah baru lagi bagi kita. Setiap tahunnya suhu bumi mengalami peningkatan dan itu terjadi di seluruh bagian bumi. Seiring meningkatnya polusi udara, maka tidak heran jika suhu udara juga mengalami kenaikan. Saat ini es yang berada di kutub sudah mencair akibatnya volume air laut ikut mengalami kenaikan dan ada kemungkinan pulau – pulau kecil akan tenggelam Baca Penyebab Bumi Menjadi Panas.Hujan asam, akan timbul saat tingkat keasaman berada di bawah 5,5 dan hal ini disebabkan oleh belerang dan nitrogen yang bereaksi dengan oksigen hingga menghasilkan nitrogen dioksida. Selanjutnya beraksi kembali saat bertemu dengan uap air hingga akhirnya terbentuk asam sulfat dan asam tadi beberapa macam pencemaran udara yang dapat membahayakan kita semua. Semoga dengan begitu kita bisa segara merubah kebiasan yang kemungkinan dapat mencemari udara menjadi lebih buruk. Tags dampak pencemaran udara, macam pencemaran udara, pencemaran udara, penyebab pencemaran udara didaerah dengan tipe remote atau daerah dengan kondisi udara yang relatif bersih dan jauh dari aktivitas antropogenik. Pengukuran parameter kualitas udara (CO, NO 2, SO 2, O 3 dan PM 10) secara terus menerus dilakukan di Bukit Kototabang. Data monitoring di SPAG Bukit Kototabang tahun 2012 yang dikonversi menjadi Indeks Standar Pencemaran
MATERI INI ADALAH MATERI PEMBELAJARAN UNTUK MEMAHAMI TENTANG TEKNIK PENGUKURAN PENCEMARAN UDARA Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free TEKNIK PENGUKURAN PENCEMARAN UDARADr. Safaruddin Konsep Dasar Pengukuran Pencemaran Udara•Pengukuran-pengukuran bertujuan untuk menetapkan tingkat pencemaran udara yang dapat diterima denganmemperhatikan data biologi yang relevan pada manusia dan hewan. Selanjutnya pengukuran itu perlu dilakukanberbagai tempat untuk menentukan sumber-sumber pencemaran dan derajat pengendalian yang diperlukan. •Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlahyang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. •Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. •Kelembaban udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang berbeda-beda konsentrasinya di setiapdaerah. •Kondisi udara di dalam atmosfer tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampurdengan gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan. •Gas-gas dan partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas alam dan juga yang dihasilkan dari aktivitas manusia initerus-menerus masuk ke dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer khususnya lapisantroposfer. •Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangattinggi bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. •Adanya gas-gas tersebut dan partikulat-partikulat dengan konsentrasi melewati ambang batas, maka udara di daerah tersebut dinyatakan sudah tercemar. Dengan menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar dan waktulamanya kontak antara bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan udara, WHO menetapkan empat tingkatanpencemaran sebagai berikut•Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkankerugian bagi manusia.•Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkankerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.•Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksipada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.•Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkansakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan CO, SO2, H2S, partikulat padat dan partikulat cair yang dapatmencemari udara secara alami ini disebut bahan pencemar udara alami, sedangkan yang dihasilkan karena kegiatan manusia disebut bahanpencemar buatan. Sumber bahan pencemar udara ada lima macam yang merupakanpenyebab utama sekitar 90% terjadinya pencemaran udara global di seluruh dunia yaitu•Gas karbon monoksida, CO•Gas-gas nitrogen oksida, NOx•Gas hidrokarbon, CH•Gas belerang oksida, SOx•Partikulat-partikulat padat dan cairGas karbon monoksida merupakan bahan pencemar yang paling banyak terdapat di udara, sedangkan bahan pencemar berupapartikulat padat maupun cair merupakan bahan pencemar yang sangat berbahaya sifat racunnya sekitar 107 kali dari sifat racunnya gas karbon monoksida. Gas karbon monoksida, COKarbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidakmempunyai rasa, titik didih -192º C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari berat udara. Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksidaantara lain•Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa senyawakarbon lainnya 2 C + O 2 ? 2 CO•Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses industriyang terjadi dalam tanur CO2 + C ? 2 CO•Penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi 2 CO2 ? 2 CO + O 2•Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk keatmosfer lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan darikegiatan manusia. Gas-gas Nitrogen oksida, NOxGas-gas Nitrogen oksida yang ada di udara adalah Nitrogen monoksidaNO, dan Nitrogen dioksida NO2 termasuk bahan pencemar udara. Gas Nitrogen monoksida tidak berwarna, tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam danmenyebabkan orang menjadi lemas. Reaksi-reaksi yang menghasilkangas NO dan NO2 antara lain•1210 – 1765ºC•2 N + O2 ? 2 NO•2 NO + O2 ? 2 NO Hidrokarbon CH•Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuhtumbuhan. Gas metana CH4 adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan daripenguraian senyawa organik oleh bakteri anaerob yang terjadi dalamair, dalam tanah dan dalam sedimen yang masuk ke dalam lapisanatmosfer2 CH2On ? CO2 + CH4 Gas-gas belerang oksida SOxGas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas belerang dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawayang mengandung unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapatdi udara biasanya bercampur dengan gas belerang trioksida SO3 dancampuran ini diberi simbol sebagai + O2 ? SO22 SO2 + O 2 ? 2 SO3 Partikulat•Yang dimaksud dengan partikulat adalah berupa butiran-butiran kecil zat padatdan tetes-tetes air. Partikulat-partikulat ini banyak terdapat dalam lapisanatmosfer dan merupakan bahan pencemar udara yang sangat berbahaya.•Di atas telah Anda pelajari bahwa pencemaran udara dapat memberikan dampaknegatif bagi makhluk hidup, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Kebakaranhutan dan gunung api yang meletus menyebabkan banyak hewan yang kehilangan tempat berlindung, banyak hewan dan tumbuhan mati bahkan punah. Gas-gas oksida belerang SO2 dan SO3 bereaksi dengan uap air, dan air hujandapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang dapat merusak gedung-gedung, jembatan, patung-patung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati atau tidakbisa tumbuh. Gas karbon monoksida bila terhisap masuk ke dalam paru-parubereaksi dengan haemoglobin menyebabkan terjadinya keracunan darah danmasih banyak lagi dampak negatif yang disebabkan oleh pencemaran udara. Satuan-satuan pengukuran pencemaran•Kuantitas pencemaran dapat dinyatakan atasa dasar volume ataudasar massa. •Untuk yang berdasarkan massa, satuan yang tepatialah gram/cm3 atau pon massa ft3. Satuan volumetric biasa digunakan sebagaibagian per sejutapart per million,atau ppm yang didefinisikansebagai 1 ppm = 1 volume gas pencemar106 volumeudara + pencemar atau 0,0001 persen volume = 1ppm•Untuk mengubah satuan volumetric menjadi satuan berdasarkanmassa,kita tentu harus mengetahui bobot molekul bahan pencemaritu agar dapat menghitung volumenya pada suhu dan tekanantertentu. APA ITU SIPAKU ?•SIPAKU adalah sistem pemantauan kualitas udara secara online danrealtime. •Sipaku merupakan sistem telemetri pemantauan udara yang terdiri dariperlatan sensor-sensor udara ambien, sistem sampling gas dan peralatandata loger yang terintegrasi dengan perangkat lunak yang dapat digunakanuntuk memantau secara kontinyu kualitas udara sesuai parameter IndeksStandard Pencemaran Udara ISPU atau standarisasi pengukuran kualitasudara yang lain seperti Gas Rumah Kaca GRK, pemantauan gas metan, pemantauan gas cerobong dan lainnya yang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. •Selain sensor, sistem Sipaku dikembangkan seluruhnya menggunakankomponen yang ada di pasar lokal sehingga memiliki kandungan kontendalam negeri yang cukup tinggi. •Aplikasi yang dikembangkannya pun menggunakan Bahasa Indonesia agar mudah dioperasikan oleh pengguna. Sipaku untuk udara ambien mengacu kepada peraturan pemerintah no 41 tahun 1999 tentang Indeks Pemantauan Kualitas Udara ISPU. •Dalam peraturan ini dijelaskan bahwa ISPU merupakan angka yang tidak mempunyaisatuan yang menggambarkan kondisi mutu udara ambien di lokasi tertentu, yang berdasarkan pada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhlukhidup lainnya. •Parameter pencemar udara berdasarkan ketentuan ISPU yaitu CO, NO2, SO2, O3 dan PM. Udara ambien merupakan udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, mahluk hidup dan unsur lingkunganhidup lainnya. •Dalam keadaan normal, udara ambien ini akan terdiri dari gas nitrogen 78%, oksigen20%, argon 0,93% dan gas karbon dioksida 0,03%. •Baku mutu udara ambien merupakan ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/ataukomponen yang ada atau seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggangkeberadaannya dalam udara ambien. •Pemerintah menetapkan baku mutu udara ambien sebagai batas maksimum kualitasudara ambien nasional yang diperbolehkan untuk di semua kawasan di seluruhIndonesia. •Arah dan tujuan dari penetapan baku mutu udara ambien nasional adalah untukmencegah pencemaran udara dalam rangka pengendalian pencemaran udara nasional. •Selain udara ambien, ada juga istilah udaraemisi. Udara emisi adalah udara yang langsungdikeluarkan oleh sumber emisi seperti knalpotkendaraan bermotor dan cerobong gas buangpabrik. •Tergantung dari pengelolaan lingkungannya, udara emisi bisa mencemari udara ambien atautidak mencemari udara ambien. •Kualitas udara emisi bisa berbahaya bagikesehatan manusia jika setiap hari kitamenhirup udara yang tercemar gas-gas berbahaya. •Oleh sebab itu perlu diadakan pemantauan dananalisis udara ambien dan udara emisi denganbeberapa parameter. •Parameter-parameter kualitas udara emisi yang dipantau umumnya hampir sama seperti gas SOx, CO, NO2, H2S, NH3 dan partikulat yang berbentuk padat. •Kendaraan bermotor merupakan salah satu sumberpencemar udara yang berasal dari proses pembakaranbahan bakar khususnya untuk daerah perkotaan. •Emisi gas buang yang keluar dari kendaraan bermotor padaumumnya mempunyai karakteristik bahan pencemarseperti Sulfur Dioksida SO2, Nitrogen Dioksida NO2, Karbon Monoksida CO, Partikulat debu, Hidro KarbonNMHC dan bahan-bahan organik lainnya. •Disamping itu juga bisa ditetapkan parameter lainnyatergantung dari hasil inventarisasi sumber emisi yang ada. •Debu partikulat dapat berasal dari alam ataupun kegiatanmanusia. •Sumber alam, contoh letusan gunung berapi dandekomposisi material. •Sedangkan dari kegiatan manusia berasal dari pembakaranbahan bakar fossil. •Ukuran partikel bervariasi mulai dari yang kasat matahingga yang tidak terdeteksi sehingga harus memerlukanperalatan khusus. •Dalam konteks udara maka ukuran partikel dibedakanantara PM10, serta TSP. Angka 10 dan menunjukkan diameter partikel dalam mikron µ. KOMPONEN PERALATAN SIPAKU Sistem peralatan Sipaku dikembangkandengan terdiri dari beberapakomponen, yaitu •Titik Pengambilan Sistem Sampling•Pre Treatment/Pengkondisian Udara•Sistem Chamber Sensor•Data Logger Titik Pengambilan Sistem Sampling•SIPAKU merupakan alat pemantauan udara yang bersifattetap fiks dimana titik pengambilan ditentukan dalamsatu titik diluar gedung/bangunan.•Titik pengambilan sampel udara dapat diambil darirooftop gedung sehingga aman dari gangguan baikgangguan fluktuasi kualitas udara akibatmobilisasi/aktifitas kegiatan masyarakat disekitar maupundari pencurian. •Bangunan titik pengambilan sampel udara didesainsedemikian rupa sehingga air hujan tidak masuk dan tidakterhisap pada saat hujan. •Bahan terbuat dari pipa stainless steel diameter 0,5 inch dan 1,5 inch dan plat stainless steel tebal 0,1 mm sebagaipayung pencegah air masuk pada saat hujan. •Adapun diameter pipa untuk tiang adalah 1,5 inch denganpanjang/tinggi dapat disesuaikan sesuai kondisi di lapangan. Pre Treatment/Pengkondisian Udara•Nilai Humidity/kelembaban udara ambien khsusnya di Indonesia bersifat fluktuatif biasanya dipengaruhi oleh cuaca dimana nilaihumidity pada waktu pagi, siang, sore dan malam cenderungfluktuatif dimana nilai humidity malam lebih besar dibandingkansiang. Fluktuasi nilai Humidity akan mempengaruhi kualitas bacaandari sensor disebabkan fraksi air menghalangi kontak antar udara dansensor. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan agar nilaihumiditynya kecil dan konstan.•Untuk mengatasi hal tersebut, Sipaku telah dilengkapi dengan sistemwater trap perangkap air dan filter 2 tahap yang berfungsi untukmenangkap air dalam gas. Perangkap air bertujuan untukmemisahkan partikel air yang terperangkap pada gas secara gravitasidimana berat jenis gas yang ringan cenderung naik dan mengalirmasuk ke unit filtrasi 2 tahap. Teknologi filtrasi 2 tahap bertujuanuntuk menangkap air yang terdisolved pada fase cair. Media filtrasiyang digunakan yaitu karbon aktif dan mangan zeolit berfungsi untukmenangkap zat organik fase padat yang terdisolved ke dalam fasegas. Sedangkan filtrasi ke 2 menggunakan silika blue yang berfungsiuntuk menangkap fase cair yang terdilusi dalam gas. Berikut posisidan bentuk filtrasi 2 tahap yang ada di Sipaku. Sistem Chamber Sensor•Dalam pengukuran manual/konvensional, bahwa untukmendapatkan hasil pengukuran yang valid representatif maka teknik yang digunakan dari mulaipengambilan sampel hingga penganalisaan di laboratorium sangat menentukan. •Hal senada juga berlaku pada sistem pengukuranberbasis sensor secara realtime dan on line. •Salah satu faktor penentu validitas dalam pengukuran iniyaitu keberadaan chamber-chamber sensor. •Chamber sangat diperlukan mengingat tiap parameter pencemar mempunyai karakteristik yang berbeda-bedasatu sama lain. Sehingga dalam pengukuran diperlukanchamber-chamber untuk meletakkan masing-masingsensor untuk setiap parameter pencemar. •Bentuk chamber pada SIPAKU silinder dengan diameter 1,5 inch yang terbuat dari pipa stainless steel denganpanjang 15 cm. •Berikut peletakkan chamber pada Sipaku. Terlihat padagambar dimana sensor diletakkan di atas chamber yang dialiri gas/udara ambient. Data Logger •Perangkat data logger Sipaku dikembangkan menggunakanteknologi Single Board Computer / SBC Mini210 dan mikrokontroler ATMega 2560 sebagai pengendali utama yang memilikifitur-fitur ADC, External Interupt, Protokol komunikasi digital I2C, serial dan One Wire. •Mikrokontroler tersebut terhubung dengan beberapa modul yang digunakan yaitu modul SIM900, SD Card, dan SBC. •Selain itu tipe lain dari data logger Sipaku dikembangkanmenggunakan SBC Raspberry PI yang dapat dipergunakan sebagaidata logger berbasis microprocessor dan internet of thing IoT. •Penyimpanan data hasil pengukuran dapat dilakukanmenggunakan modul SBC ini yang disimpan pada SD Card atauMicro SD. •Jumlah data yang dapat disimpan tergantung kapasitas dari SD Card / Micro SD yang digunakan. •Selain itu pengiriman data dapat dilakukan menggunakankomunikasi 2G, 3G dan 4G Lte dengan menggunakan perangkatmodem sehingga data dapat dikirim ke tempat yang jauh. •Data hasil pengukuran dapat diterima di server atau pun perangkatmobile. •Versi pertama dari Sipaku dikembangkanmenggunakan SBC Mini 210 dan micro controler ATMega 2560. Sipaku versi inimemantau 5 parameter udara sesuai denganstandar ISPU O2, NO2, SO2, CO dan PM10. •Aplikasi user interface pada versi inidikembangkan berbasis Microsoft Windows CE. •Data hasil pemantauan dikirimkan ke pusatdata menggunakan protokol TCP/IP baikmelalui jaringan LAN Wifi maupun koneksiinternet. •Selain dikirimkan ke pusat data, hasilpemantauan juga ditampilkan ke dalam layarLCD perangkat Sipaku, sehingga penggunadapat langsung memantau kualitas udaraambien dari sistem peralatan Sipaku. •Versi kedua Sipaku dikembangkanmenggunakan SBC Raspberry PI dan micro controler ATMega 2560. •Sama dengan versi sebelumnya, Sipaku ini juga memantau udara ambien sesuaidengan standar ISPU O2, NO2, SO2, CO danPM10. •Aplikasi user interface pada versi inidikembangkan menggunakan teknologiberbasis web. •Data hasil pemantauannya dapat dikirimkanmelalu jaringan intranet dan internet menggunakan perangkat modem 3G atau 4G Lte. •Selain dapat dilihat melalui alamat web servernya, hasil pemantauan juga dapatdilihat pada layar LCD pada peralatan Sipakuversi kedua ini. PELAKSANAAN PENGAMBILAN SAMPEL UDARA PELAKSANAAN PENGAMBILAN SAMPEL UDARA •Peralatan sampling umumnya terdiri dari collector, flowmeter dan vacuum pump. •Untuk mengumpulkan sampel gas dapat digunakan collector sepertiimpinger, fritted bubbler atau tube adsorber dimana sampel akan bereaksiterhadap penyerap yang spesifik. •Sedangkan untuk mengumpulkan sampel berupa partikel diperlukan filter. Flowmeter berfungsi untuk mengetahui volume udara yang terkumpul, dapat berupa dry gas meter, wet gas meter atau rotameter. •Vacuum pump digunakan untuk menghisap udara ke dalam collector. Ketelusuran data hasil pengukuran umumnya tergantung kepada alat ukurflow meter. Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel Udara Ambien • Area dengan konsentrasi pencemar tinggi. • Area dengan kepadatan penduduk tinggi. • Di daerah sekitar lokasi. • Di daerah proyeksi. • Sesuai dengan strategi pengendalian pencemaran. • Mewakili seluruh wilayah studi. •Penentuan lokasi pemantauan udara ambien dilakukan pada arahangin dominan, dengan jumlah titik minimum dua denganmengutamakan daerah pemukiman atau tempat-tempat spesifik. Sedangkan pada arah angin lainnya minimum satu titik dengankriteria penetapan lokasi seperti pada gambar 1. Penempatan Probe Penempatan probe atau tempat masuk sampel udara dilakukandengan melihat beberapa faktor. Tetapi secara umum peraturan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut 1. Probe harus ditempatkan pada jarak lebih dari 15 m dari jalan Ketinggian probe antara 3 sampai 6 m dari permukaan Pengambilan sampel partikulat dilakukan minimal 2 m diataspermukaan datar. 4. Probe harus lebih dari 15 m dari suatu pemanas atau exhaust vent pemanas Probe ditempatkan minimal 2 kali ketinggian gedung yang terdekat. Penempan Peralatan Pemantau Kualitas Udara Ambien Hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam menempatkan peralatanpemantau kualitas udara ambien adalah 1. Hindari tempat yang dapat mengganggu aliran udara di sekitar alattempat masuknya udara inlet, seperti gedung, pohon, dinding;2. Hindari tempat yang dapat mengubah konsentrasi efek adsorpsidan obsorpsi seperti dekat gedung dan pohon;3. Hindari tempat yang terlalu dekat dengan sumber emisi;4. Tempatkan peralatan pada tempat yang mempunyai sarana listrik, jauh dari bahaya bencana alam dan ditempatkan secara aman. Penetapan Lokasi Pemantauan MeteorologisPenetapan lokasi pemantauan meteorologis dilakukan denganmempertimbangkan 1. Lokasi peralatan pemantau yang relatif dekat dengan bangunan/pohon Lokasi peralatan pemantau yang relatif jauh dari bangunan / pohontertinggi Untuk lokasi peralatan pemantau yang relatif dekat dengan bangunan /pohontertinggi berlaku ketentuan sebagai berikutgambar 2 a. Minimal 2,5 kali tinggi penghisap alatpemantau kualitas udara ambien yang membentuk sudut 30o terhadapbangunan / pohon tertinggi; b. Minimal 2 meter lebih tinggi daribangunan / pohon tertinggi di sekitarnya;c. Tinggi lokasi penghisap alat pemantaukualitas udara sample inlet minimal 3 meter;d. Tinggi lokasi peralatan pemantaukondisi meteorologis minimal 10 meter. Keterangan a = tinggishelter + 0,5 m minimal 3 m b = minimal 2,5 kali tinggi sampel inlet udaraminimal 10 m Keterangan a = tinggi shelter + 0,5 m minimal 3 m b = minimal 2,5 kali tinggi sampel inlet udara minimal 10 m Untuk lokasi peralatan pemantauyang relatif jauh dari bangunan / pohon tertinggi jarak peralatan kebangunan / pohon tertinggi minimal 10 kali tinggi bangunan / pohontertinggi, berlaku ketentuan sebagaiberikut gambar 3 a. Minimal 2,5 kali tinggi penghisapalat pemantau kualitas udaraambien;b. Tinggi lokasi penghisap alatpemantau kualitas udara sample inlet minimal 3 meter;c. Tinggi lokasi peralatan pemantaukondisi meteorologis minimal 10 meter. •Sebagai alternatif dalam menentukan lokasi sampling udara ambiendapat digunakan model matematis sederhana untuk penentuankonsentrasi permukaan ground concentration. •Model ini hanya merupakan salah satu dari model dispersi lainnyayang bisa didapatkan bebas dari internet atau dibeli dalam bentuksoftware siap pakai. Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel Udara Emisi•Lokasi sampling emisi sumber tidak bergerak adalah cerobong yang mengeluarkan emisi dari suatu proses atau fasilitas. •Jenis fasilitas yang dipantau emisinya diatur dalam peraturan yang sudahditetapkan oleh pemerintah. •Sebagai contoh industri pulp dan kertas harus melakukan pemantauanemisi dari tungku recovery, tanur putar pembakaran kapur, tangkipelarutaan lelehan, digester, unit pemutihan, tenaga ketel uap dan sumberlainnya, sedangkan fasilitas yang harus dipantau emisinya oleh pabrikpupuk majemuk-NPK adalah scrubber, tenaga ketel uap dan sumberlainnya.•Penentuan lokasi difokuskan pada1. Lokasi lubang pengambilan contoh uji2. Titik Pengambilan contoh uji sampling point 1. Lokasi lubang pengambilan contoh uji•Lubang sampling harus dibuat pada posisi dimana kecepatan alir dariemisinya adalah laminer, tidak turbulensi karena kondisi inidiperlukan untuk pengukuran partikulat. Dan ini biasanya pada posisitidak dekat dengan gangguan aliran seperti belokan, pengecilan ataupembesaran cerobong. •Secara umum pedoman penempatan lubang pengambilan cntoh ujidi cerobong adalah pada jarak 5-10 kali diameter hulu bawah daribelokan atau 3-5 kali diameter hilir atas dari gangguan aliran. •Menurut USEPA Method 5 posisi lubang sampling adalah pada 8 delapan kali diameter dari aliran bawah hulu yang diukur daribelokan, ekspansi atau pengecilan aliran dalam cerobong dan 2 dua kali diameter dari aliran atas hilir. •Jika diperlukan, penentuan lokasi alternatif juga dapat dilakukandengan syarat minimum jarak dari gangguan bawah 2D dan 0,5D darigangguan atas. •Prosedur alternatif ini hanya dapat dilakukan sebagai batas dapatditerimanya suatu lokasi pengukuran jika kondisinya tidak dapatmemenuhi kriteria 8D dan 2D. •Diameter D yang dimaksud tersebut adalah diameter ekivalen yaitudiameter yang mewakili system cerobong dalam penentuan titikpengambilan contoh uji dan titik lintas. •Menurut Kep. Kepala Bapedal no 205 tahun 1996, pemilihan lokasilubang pengambilan contoh uji emisi gas buang sumber tidakbergerak dilakukan pada suatu tempat yang paling sedikit 8 delapan kali diameter dari aliran bawah hulu yang diukur dari belokan, ekspansi atau pengecilan aliran dalam cerobong dan 2 dua kali diameter dari aliran atas hilir. •Jika perlu lokasi alternatif dapat dipilih pada posisi paling tidak 2 dua kali diameter dari aliran bawah dan 0,5 kali diameter dari aliranatas atau pada posisi dimana kecepatan aliran gas adalah homogen. •Lokasi alternatif dapat dipakai dengan syarat memperbanyak titikintas pada saat pengambilan contoh uji debu. •Untuk cerobong berpenampang empat persegi panjang, dapatditentukan dengan diameter ekivalen De sebagai berikut De = diameter ekivalenL = panjang penampang cerobongW = lebar penampang cerobong•Untuk cerobong yang mempunyai diameter yang berbeda, dimanadiameter dalam pada aliran atas lebih kecil dari pada diameter dalam aliranbawah, maka diameter ekivalen De ditentukan sebagai berikut De = diameter ekivalend = diameter dalam cerobong bagian bawahD = diameter dalam cerobong bagian atas Hal lain yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi lubang sampling tersebutadalah a. Lokasi harus relatif memudahkan dalam pengambilan contoh uji dan Lokasi harus relatif kuat untuk menjaga keamanan petugas pengambil contohuji dan peralatan pengambilan atau pengukuran contoh uji. Oleh karena itu sarana yang perlu dibuat dalam pembuatan lubang pengambilancontoh uji adalah a. Tangga yang aman untuk menuju ke lokasi lubang pengambilan contoh uji. Untuk tangga yang dibuat tegak lurus, perlu dibuat suatu selubungpengaman .b. Scaffold atau penyangga yang kuat untuk pijakan petugas dan tempatpenyimpanan peralatan yang disertai dengan pagar Lubang pengambilan contoh uji sebanyak dua buah dengan diameter dalamminimal 10 cm yang disertai dengan flange dan ditutup dengan system pelatflange yang dilengkapi dengan baut. Lubang ini sebaiknya dibuat tegak luruspada dinding cerobong dengan ketinggian sekitar 1,5m dari penyangga. 2. Titik Pengambilan contoh uji sampling point•Titik pengambilan contoh adalah tempat/posisi dimana ujung dari tabung probe pengambil contoh uji berada. •Pengambilan contoh uji partikulat dilakukan pada titik lintas atau traverse point yaitu titik pengambilan contoh yang mewakili suatu penampang lintangcerobong. •Posisi titik lintas tergantung dari diameter dalam cerobong dan ketinggian posisilubang sampling dari gangguan aliran seperti belokan. •Jika distribusi konsentrasi gas dalam cerobong homogen maka titik pengambilancontoh uji untuk parameter gas didalam cerobong bisa dimana saja dengan jarakdari dinding cerobong direkomendasikan lebih dari 0,3 m. •Jika distribusi konsentrasi gas tidak homogen, diperlukan metode titik lintastraverse point seperti yang dipersyaratkan pada saat pengambilan contoh total partikulat/debu. •Untuk mendapatkan konsentrasi rata-rata yang representatif diperlukanpengambilan contoh dibanyak titik kemudian hasil yang diperoleh di rata-ratakan. C. Teknik Pengambilan Sampel Udara Ambien Pengambilan contoh uji udara memerlukan teknik dan peralatantertentu. Teknik pengumpulan terbagi menjadi dua kategoridikarenakan sifat fisik parameternya, yaitu teknik pengumpulan gas danpartikulat dari udara ambient sebagai berikut 1. Teknik Pengambilan Sampel Gas di Udara Ambien2. Teknik Sampling Partikulat Dari Udara Ambien 1. Teknik Pengambilan Sampel Gas di Udara Ambien a. Teknik absorpsi•Peralatan sampling umum yang menggunakanteknik absorpsi Bubblers dan impinge.•Parameter yang diukur sesuai PP41 tahun 1999 dan Kepmen 50 tahun 1996 adalah Sulfur Dioksida SO2; Nitrogen Dioksida NO2; Oksidan Ox •Adapun parameter yang diukur sesuai Kepmen50 tahun 1996 adalah Amoniak NH3; Hidrogensulfida H2S; Solid absorption.•Parameter yang diukur sesuai PP41 tahun 1999 adalah indeks sulfat; Filter Sampling. •Parameter yang diukur menggunakan metodaPasif Martin Ferm; SO2, NO2 dan gambar A = botol penyerap midget impinger B = flow meter C = kran pengaturD = pompaE = gas meter tipe kering denganrentang 1L/putaran b. Teknik adsorpsi; Parameter yang diukursesuai PP41 tahun 1999 adalah Teknik pendinginan; Parameter yang diukur sesuai Kepmen 50 tahun 1998 adalahHidrogen Sulfida, Metil Merkaptan, MetilSulfida, Dimetil Sulfida dan Stiren; d. Pengumpulan dengan kantong udara; Parameter yang diukur sesuai PP41 tahun1999 adalah Hidrokarbon dankarbonmonoksida. 2. Teknik Sampling Partikulat Dari Udara Ambien Pengumpulan partikulat atau aerosol di udara yang umumdilakukan adalah sebagai berikut a. Settlement; Parameter yang diukur sesuai PP41 tahun1999 adalah Debu Filtration; Parameter yang diukur sesuai PP41 tahun1999 adalah TSP, untuk PM10 dan diperlukanalat dengan modifikasi terhadap inlet dan kapasitaspompa Impingement collector; Umumnya metoda inidigunakan untuk mengidentifikasi sumber pencemarpartikulat dalam suatu Particulate matter analyzer umumnya menggunakanmetode gravimetri, pendaran cahaya atau kemampuanpartikel dalam menahan cahaya. D. Teknik Pengambilan Sampel Udara Emisi1. Pengambilan Sampel partikulat debu dalam emisi gas buang sumber tidak bergerak. Untukmendapatkan hasil pengukuran partikulat yang representatif maka pengambilan contoh udara harusdilakukan dalam keadaan isokinetik. Isokinetik adalah suatu kondisi kecepatan aliran udara dalamsaluran pengambil contoh sama dengan kecepatan aliran gas pada titik pengaambilaan contoh ujidalam cerobong. Jika sampling tidak dilakukan dalam kondisi isokinetik, maka akan terjadikesalahan-kesalahan sebagai berikut •Volume udara sampling tidak sebanding dengan luas penampang, yang akan menyebabkankonsentrasi partikulat yang terkumpul dalam alat sampling tidak sama dengan konsentrasipartikulat dalam cerobong•Partikel dengan diameter 3 – 5 mikron akan mengalami penyimpangan dari aliran gas pembawanya. Dengan demikian distribusi partikel dalam sampling probe tidak sama dengandistribusi partikel dalam cerobong. Jika kecepatan aliran gas dalam saluran pengambil contoh uji nozzle lebih besar dari kecepatanaliran gas dalam cerobong, maka konsentrasi partikulat yang terukur akan lebih kecil darikonsentrasi partikulat yang sebenarnya. Sebaliknya, jika kecepatan aliran gas dalam saluranpengambil contoh uji nozzle lebih kecil dari kecepatan aliran gas dalam cerobong, makakonsentrasi partikulat yang terukur akan lebih besar dari konsentrasi partikulat yang sebenarnya. 2. Pengambilan sampel gas dalam emisi gas buang sumber tidak bergerak. Pada dasarnyasampling gas dalam cerobong lebih mudah dibandingkan dengan sampling partikulat, karena kecepatan aliran gas dalam probe sampling tidak harus sama dengan kecepatanaliran gas dalam cerobong, dengan kata lain tidak perlu gas untuk setiap titik lintasan pengukuran pada umumnya sama, dengandemikian sampling gas cukup representatif pada satu titik lintasan pengukuran. Walaupundemikian perlu diperhatikan mengenai gangguan yang mungkin timbul dalam sampling gas sehingga mutu hasil samping dapat dikendalikan dan terjamin absah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan a. Partikulat dapat bereaksi dengan gas yang akan diukur dan juga dapat menutupi pipapengambilan gas, sehingga proses sampling dapat terganggu. Untuk menghilangkangangguan partikulat, maka ketika sampling harus menggunakan filter. b. Gas buang dapat terkondensasi dalam saluran sampling sehingga gas yang diukurdapat terlarut dalam air akibatnya terjadi kelarutan gas. Untuk menghindari gangguanini, maka perlu dilakukan pemanasan pada aliran gas. c. Saluran sampling dan sistem pengumpulan gas harus terbuat dari bahan yang inert, yang tidak bereaksi dengan gas yang akan diukur. d. Teknik pengumpulan gas, seperti absorpsi dengan pereaksi kimia, harus diketahuiefisiensi pengumpulannya. e. Metode analitik pengukuran yang digunakan haruis spesifik, akurat, sensitif dan bebasdari senyawa-senyawa pengganggu. Teknik sampling gas yang digunakan dapat berupa a. Absorpsi dengan cairan kimia yang spesifik. Gas buang dari cerobong dihisap denganlaju aliran tertentu, kemudian dilewatkan ke dalam impinger yang berisi cairan kimiayang spesifik, sehingga gas pencemar yang akan diukur larut dalam larutan Adsorpsi pada permukaan padat adsorbent. Teknik ini biasanya digunakan untukpengukuran gas Teknik pendinginan dilakukan dengan cara melewatkan sejumlah gas buang dalamsuatu rangkaian trap pendingin, sehingga uap gas yang akan diukur menjadi cair. d. Teknik mengumpulkan sejumlah gas buang dalam suatu kantung atau tabung sampel. Pada umumnya susunan rangkaian peralatan sampling gas terdiri dari filter, probe, pengumpul gas, gas meter, pengatur laju alir dan pompa. Ada 3 macam pengambilan contoh gas dengan menggunakan larutan penyerap yang popular dilakukan, seperti terlihat pada gambar 3 dan 4 berikut ini. a. Metoda sampling dengan Bubbler; Rangkaian peralatan seperti pada gambar 11 digunakan untuk pengambilan contoh gas dalam jumlah besar 10 - 20 Metode labu vakum; Contoh gas diambil kedalam labu yang telah diisi larutanpenyerap den telah Pengambilan contoh dengan wadah container; Kontainer/wadah ini dipakai untukmembawa gas yang telah diambil dari cerobong asap ke laboratorium sesudahpengambilan contoh dilapangan. 3. Continuous Emission Monitoring CEM Continuous Emission Monitoring CEM adalah pengukuran emisi secara langsungdari cerobong menggunakan alat otomatis yang yang dilakukan pada periodewaktu yang lama secara terus menerus minimal 24 jam, umumnya lebih dariseminggu. Dengan cara ini bisa dilihat kecenderungan emisi yang dihasilkan juga bisa dilihat efektivitas alat pengendali emisi yang digunakan dan sebagai evaluasilaju produksi dari suatu proses yang dilakukan. Persyaratan pemasangan CEM meliputi a. mendeteksi minimal semua parameter yang adaa didalam baku mutu emisiyang ditetapkan sesuai dengan jenis Mendeteksi laju alir volume emisi yang dikeluarkanc. berada pada lokasi yang relatif memudahkan dalam pemeriksaan kualitasudara emisi, mudah terlihatd. berada pada lokasi yang relatif kuat untuk menjaga keamanan petugaspemeriksa atau alat CEM. E. Penanganan SampelSampel merupakan bukti fisik dan harus dapat mendukung proses pengambilan kebijakan, oleh sebab itudiperlukan rekaman data dan rangkaian pengamanan sampel, untuk menjamin ketertelusuran sampel, mulaidari pengambilan sampai dengan sampel dianalisis. 1. Rekaman Pengambilan Sampel•Pada setiap pengambilan sampel udara , kondisi meteorologis dan kondisi lapangan selalu dicatat dalam”Rekaman Data Pengambilan Sampel”, karena faktor ini akan mempengaruhi parameter yang akan diukur.•Pada umumnya pengujian parameter gas di udara ambien dan emisi sumber tidak bergerak dilakukan di lapangan sesegera mungkin. Oleh sebab itu penanganan sampel dilakukan juga terhadap data sementarahasil sampling. Data-data yang diperoleh diperlakukan sebagai da ta “confidential”. Begitu pula jikasampling dilakukan menggunakan alat gas analyzer dimana data hasil pengujian langsung didapat. •Pengamatan lapangan selama pengambilan sampel sangat penting dilakukan, karena dapat membantudalam interpretasi data. Hasil pengamatan lapangan saat pengambilan sampel perlu dicatat atau direkamsebelum meninggalkan lokasi pengambilan sampel termasuk bila ada kejadian luar biasa pada saatpengambilan sampel. Pengamatan lapangan tersebut perlu dilengkapi dengan foto dan sketsa lokasipengambilan sampel yang menggambarkan titik pengambilan sampel yang diambil serta informasi yang adaseperti sumber pencemar dsb. Rekaman pengambilan sampel udara minimal harus mencakup •tanggal analisa sampel•kecepatan alir•hasil analisa parameter, satuan, metode, baku mutu•kecepatan alir•kadar oksigen•beban atau debit emisi•Jenis fasilitas yang diukur ataulokasi•Nama, kode atau nomorcerobong•kapasitas produksi•bahan bakar•bahan baku•spesifikasi cerobongketinggian cerobong, diameter, posisi lubangsampling•tanggal pengambilan sampel•Waktu jam pengambilansampel 2. Rangkaian Pengamanan Sampel Chain of Custody; Rangkaian pengamanan sampel dituangkan dalam “Formulir Rangkaian Pengamanan Sampel”. Formulir berisi informasi kondisi pengambilan sampel, dan diisi oleh petugas pengambil sampel dandilengkapi oleh petugas penerima sampel. Secara umum pengamanan sampel dilakukan dengancara a. Identifikasi / pengkodean sampel; sampel; c. Penyegelan wadah sampel; d. Pencegahan kontaminasi selama transportasi ke laboratorium; e. Penyimpanan sampel di laboratorium; f. Abnormalitas/ hal-hal yang menyimpang dari prosedur yang ditetapkan perludicatatLaboratorium penguji yang dipilih untuk menganalisis sampel yang telah diambil sedapat mungkinadalah laboratorium kompeten yang terdekat dengan lokasi pengambilan sampel, yaitulaboratorium yang terakreditasi atau telah menerapkan jaminan mutu dan pengendalian mutusesuai SNI ISO/IEC 170252008 untuk parameter yang dimaksud, dengan menyerahkan rekamanrangkaian pengamanan sampel yang dilakukan. Bila memungkinkan, dapat juga menggunakan jasapelayanan pengiriman sehingga sampel dapat diterima di laboratorium sebelum melebihi bataspenyimpanan maksimum. Pengiriman sample harus disertai dengan Rangkaian PengamananSampel Chain Of Custody dan Berita Acara Penyerahan Sampel. Pada umumnya RangkaianPengamanan Sampel berisi informasi sbb.a. Jumlah sampel yang dikirim; b. Tanggal dan waktu pengambilan masing-masing sampel; dan alamatnya; matrik sampel; e. Parameter yang akan diuji; f. Metodeanalisis yang dibutuhkan tiap sampel; g. Pengawet yang digunakan bila ada; wadahmasing-masing sampel. i. Waktu dan tanggal penerimaan; orang yang membawa danmenerima sampel. Rangkaian Pengamanan Sampel juga mengandung bagian untuk memberikan komentar terhadapmasing-masing sampel, sebagai contoh kondisi sampel pada saat diterima, temperatur dalampenyimpan sampel, atau catatan tambahan termasuk abnormalitas sampel pada saat sampelsampai ke laboratorium JAMINAN MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU PENGAMBILAN SAMPEL UDARA A. Jaminan Mutu . Jaminan mutu merupakan bagian penting dalam menghasilkan data lapangan yang dapatdipertanggungjawabkan secara teknis dan hukum. Komponenkomponen jaminan mutu terdiri dari 1Personilyang terlibat dalam pengambilan sampel harus merupakan bagian dari organisasi yang legal dan bebas daripengaruh dan tekanan apapun; 2Personil pengambil sampel memenuhi kualifikasi pendidikan yang tepat, pelatihan yang memadai, pengalaman yang sesuai dan ketrampilan yang bisa ditunjukkan; 3Dokumentasipengambilan sampel harus baik dan benar mulai dari perencanaan, pengambilan sampel, pelabelan, transportasi, penerimaan, penanganan, perlindungan dan penyimpanan; 4Pemeliharaan rekaman kalibrasiperalatan yang digunakan untuk pengukuran parameter di lapangan. B. Pengendalian Mutu. Pengendalian mutu di lapangan merupakan bagian yang sangat penting dari suatuprogram jaminan mutu dilapangan Field quality assurance. Disamping itu perlu dilakukan kontrol mutu padapengambilan contoh yang bertujuan untuk memperoleh contoh representatip dan kontrol kontaminasi sepertipenggunaan blangko dan sampel duplikat. Pada umumnya, pengendalian mutu sampel udara di lapanganmeliputi hal berikut 1. Uji Blanko lapangan dan laboratorium ; 2 Uji Presisia. Blanko Laboratorium. Untuk mengetahui kontaminasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan maupunterhadap tahap-tahap selama penentuan, digunakan larutan penyerap sebagai sampel yang disimpan di laboratorium dan dikerjakan sesuai dengan penentuan sampel. b. Uji Blanko Perjalanan. Untuk mengetahui kontaminasi selama perjalanan bila analisa tidak langsungdilakukan di lapangan. Blanko yang digunakan adalah larutan penyerap yang diperlakukan sebagaisampel yang dibawa serta ke lapangan dan dibawa kembali ke laboratorium serta diuji sesuai prosedurpengujian sampel. c. Uji Blanko Lapangan. Untuk mengetahui kontaminasi selama di lapangan bila analisa tidak langsungdilakukan di lapangan. Seperti halnya blanko perjalanan, blanko yang digunakan sebagai blako lapanganadalah larutan penyerap yang dibawa ke lapangan dan dibiarkan dala wadah terbuka selama pengambilansampel dan ditutup kembali setelah pengambilan sampel selesai. Blanko ini diperlakukan sama dengansampel, kemudian dibawa ke laboratorium serta diuji sesuai prosedur pengujian sampel DAFTAR PUSTAKA •Annual Book of ASTM Standards, 1997. Atmospheric Analysis, Volume japan Industrial Standard Handbook. 1995. Japanese Standards Association Japan Industrial Standard Handbook, 2002. Japan Standard Association •Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP 13/MENLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak•Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP129/MENLH/2003 tentang Baku Mutu Emisi Usaha dan atau KegiatanMinyak dan Gas Bumi•Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan TeknisPengolahan Limbah Bahan Berbahaya Beracun B3 •Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman TeknisPengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak•Methods of Air Sampling and Analysis, third Edition. James Lodge ed 1988 •Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara•Stern, Arthur C. 1993. Air Pollution, vol. III. Academic Press Inc., San Diego •Stern, Arthur C. 1993. Air Pollution, I. Academic Press Inc., San Diego •Williamson, 1973. Fundamentals of Air Pollution. Addison- Wesley Publishing Corporation Colls, Jeremy. 1997, Air Pollution An Introduction, E&FN SPON, London •Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor Kep205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman TeknisPengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak•Anonim, 1994. Air Quality Monitoring Manual, Environmental Management Bureau, Department of Environment & Natural Resources Soedomo, M. 1999. Pencemaran Udara. Penerbit ITB, Bandung. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this japan Industrial Standard Handbook. 1995. Japanese Standards Association Japan Industrial Standard HandbookBookStandards• Annual Book of ASTM Standards, 1997. Atmospheric Analysis, Volume japan Industrial Standard Handbook. 1995. Japanese Standards Association Japan Industrial Standard Handbook, 2002. Japan Standard Association
Liputan6com, Jakarta Ada banyak sekali penyebab pencemaran udara yang selama ini kerap diabaikan. Padahal pencemaran udara ini memiliki dampak cukup signifikan bagi kehidupan dan lingkungan. Mulai dari memperburuk kualitas udara dan mengganggu kesehatan. Menurut para ahli, pencemaran udara merupakan kondisi ketika komposisi udara sudah terkontaminasi bahan-bahan kimia. Kemacetan yang terjadi dijakarta semakin lama semakin parah, hal ini tentunya berpengaruh pada pemborosan energi, hal tersebut dapat dilihat dari kemacetan yang ada, kemacetan membuat energi terbuang sia sia akibat kendaraan yang diam namun masih dalam keadaan menyala mesin, AC, dll. kapasitas jalan tidak sebanding dengan jumlah kendaraan pribadi dan umum yang menggunakannya. jumlah kendaraan yang beroperasi di jalan-jalan Jakarta untuk tahun 2007 dihitung sebanyak yang terdiri dari; kendaraan sepeda motor unit, mobil sebanyak unit, kendaraan bus berjumlah dan untuk jenis kendaraan lainnya. Dari total tersebut, kendaraan umum hanya berjumlah 2% dari seluruh kendaraan dijakarta. sumber Terkait dengan kemacetan tersebut kualitas udara ternyata berpengaruh akan kesehatan masyarakat di sekitar, hasil sisa pembakaran dari kendaraan banyak mengandung CO2, dimana zat ini merupakan racun bagi manusia. Pencemaran udara ini harus selalu diukur menggunakan Alat Pengukur Kualitas Udara atau seperti perangkat untuk mengukur kualitas udara secara indoor milik yaitu salah satunya Air Quality meter, dengan melakukan pengukuran dan monitoring lingkungan maka akan didapatkan data yang konkret untuk mengendalikan pencemaran udara pada lingkungan masyarakat, sehingga data tersebut dapat menjadi himbauan dan acuan dalam hal menangulangi dan mencegah pemcemaran udara lebih luas. Didaerah tertentu Alat pengukur kualitas udara sangat diperlukan sesuai dengan peraturan daerah yang ada, contoh Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara pengertian Udara Ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya sumber Mudah- mudahan dengan informasi yang ada dapat memberi himbauan kepada masyarakat agar mengetahui pentingnya menjaga lingkungan, terutama kualitas udara yang selalu kita hirup. dengan Alat pengukur kualitas udara dapat membantu beberapa masyarakat lebih paham dan mengetahui tingkat kualitas udara yang ada. Pengertian Jenis, dan Penyebab Pencemaran Udara. Menurut Mukono (2000), yang dimaksud pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material karena ulah manusia The rapid growth of population in developing country causes environmental contamination by increasing significantly pollution load in river and other water body. It needs efficient and effective strategy to overcome contamination in certain areas. Technical identification of pollution source and its influence to environmental quality is important to should be known and socialized to community. Land use to is important to get priority and should be managed consistently environmentally sound, beside solid waste and domestic wastewater. Law enforcement also should be applied, especially to company or industry which significantly gives contribution to environmental degradation. Environmental restoration need fund, so government as regulator need partner from private to overcome environmental problem. Environmentally based industries and services is needed to be developed as government counterpart, but up to now the development of them retarded caused by non competitive interest of commercial bank. Environmental fund should be collected from polluter through regulated mechanism and In the next future environmental bank should possible manage the fund and finance environmental industry and services to overcome environmental pollution, in this case government act as regulator only. Kata Kunci Pencemaran air, pengelolaan, s umber daya air, strategi penanggulangan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Arie Herlambang Pencemaran dan Strategi Penggulangannya JAI Vol. 2 , 2006 PENCEMARAN AIR DAN STRATEGI PENGGULANGANNYA Oleh Arie Herlambang Peneliti Pusat Teknologi Lingkungan, BPPT Abstract The rapid growth of population in developing country causes environmental contamination by increasing significantly pollution load in river and other water body. It needs efficient and effective strategy to overcome contamination in certain areas. Technical identification of pollution source and its influence to environmental quality is important to should be known and socialized to community. Land use to is important to get priority and should be managed consistently environmentally sound, beside solid waste and domestic wastewater. Law enforcement also should be applied, especially to company or industry which significantly gives contribution to environmental degradation. Environmental restoration need fund, so government as regulator need partner from private to overcome environmental problem. Environmentally based industries and services is needed to be developed as government counterpart, but up to now the development of them retarded caused by non competitive interest of commercial bank. Environmental fund should be collected from polluter through regulated mechanism and In the next future environmental bank should possible manage the fund and finance environmental industry and services to overcome environmental pollution, in this case government act as regulator only. Kata Kunci Pencemaran air, pengelolaan, sumber daya air, strategi penanggulangan. 1. PENDAHULUAN Kondisi Air Dunia dan Indonesia Menurut WHO, saat ini terdapat 2 miliar orang yang menyandang risiko menderita penyakit murus disebabkan oleh air dan makanan. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian lebih dari 5 juta anak-anak setiap tahun. Sumber-sumber air semakin dicemari oleh limbah industri yang tidak diolah atau tercemar karena penggunaannya melebihi kapasitasnya untuk dapat diperbaharui. Kalau kita tidak mengadakan perubahan radikal dalam cara kita memanfaatkan air, mungkin saja suatu ketika air tidak lagi dapat digunakan tanpa pengolahan khusus yang biayanya melewati jangkauan sumber daya ekonomi bagi kebanyakan negara Midleton, 2004. Sumber kehidupan ini persediaannya terbatas dan semakin hari semakin terpolusi oleh kegiatan manusia sendiri, namun masih terlalu banyak orang yang tidak mempunyai akses ke air. Sekalipun air merupakan sumber daya yang terbatas, konsumsi air telah meningkat dua kali lipat dalam 50 tahun terakhir dan kita gagal mencegah terjadinya penurunan mutu air. Pada saat yang sama, jurang antara tingkat pemakaian air di negara-negara kaya dan negara-negara miskin semakin dalam. Dewasa ini 1,2 milyar penduduk dunia tidak mempunyai akses ke air bersih dan hampir dua kali dari jumlah itu tidak mempunyai fasilitas sanitasi dasar yang memadai. Portensi dan ketersediaan air di Indonesia saat ini diperkirakan sebesar meter kubik perkapita pertahun. Jauh lebih tinggi dari rata-rata pasokan dunia yang hanya m3/kapita/tahun. Pulau Jawa pada tahun 1930 masih mampu memasok m3/kapita/tahun, saat ini total potensinya sudah tinggal sepertiganya, yakni tinggal 1500 m3/kapita/tahun. Pada tahun 2020 total potensinya diperkirakan tinggal 1200 m3/kapita/tahun. Dari potensi alami ini, yang layak dikelola secara ekonomi hanya 35%, sehingga potensi nyata tinggal 400 m3/kapita/tahun, jauh dibawah angka minimum PBB, yaitu sebesar m3/kapita/tahun. Padahal dari jumlah 35% tersebut, sebesar 6% diperlukan untuk penyelamatan saluran dan sungai-sungai, sebagai maintenance low. Oleh karena itu pada tahun 2025, Internasional Water Institute, menyebut Jawa dan beberapa pulau lainnya termasuk dalam wilayah krisis air. Berdasarkan studi Water Resources Development 1990, tahun 1990 Pulau Jawa sudah mengalami defisit air, dari kebutuhan juta m3/tahun hanya bisa disediakan juta m3/tahun. Joko Pitono 2003 juga mengkaji bahwa pada musim kemarau tahun 1993, 75% Pulau Jawa sudah mengalami kekeringan akibat defisit air dan diperkirakan defisit air akan meningkat pada tahun 2000 menjadi 56%, suatu angka yang mengkhawatirkan dan perlu diwaspadai secermat mungkin. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup tahun 1997, dalam neraca airnya menyatakan bahwa secara nasional belum terjadi defisit air, tetapi khusus untuk Jawa, Bali sudah terjadi defisit tahun 2000 dan tahun 2015 bertambah dengan wilayah Sulawesi dan NTT. Sifat Air dan Karakter Air Limbah Sifat Air Air yang secara kimia, hanya terdiri dari atom H dan O mempunyai sifat yang unik. Tanpa air tidak akan mungkin terdapat kehidupan. Air di alam dijumpai dalam tiga bentuk, yakni bentuk padat sebagai es, bentuk cair sebagai air, dan bentuk gas sebagai uap. Bentuk mana yang akan ditemui, tergantung keadaan cuaca setempat. Kepadatan density, seperti halnya bentuk, juga tergantung pada temperatur dan tekanan barometris P. Pada umumnya densitas meningkat dengan menurunnya temperatur, sampai tercapai maksimum pada 4oC Celsius, apabila temperatur turun lagi, maka densitas akan turun pula. Sekalipun demikian temperatur air tidaklah mudah berubah. Hal ini nampak dari spesifik heat air, yakni angka yang menunjukkan jumlah kalori yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu gram air satu derajat celsius. Spesifik heat air adalah 1 /gram/oC, suatu angka yang sangat tinggi dibandingkan spesifik heat elemen-elemen lain di alam. Dengan demikian tranfer panas dari dan kedalam air tidak banyak menimbulkan perubahan temperatur. Kapasitas panas yang besar ini juga menyebabkan efek stabilitas badan air terhadap udara sekitarnya. Kondisi ini sangat penting untuk melindungi kehidupan akuatik yang sangat sensitif terhadap gejolak suhu. Pada tekanan atmosfir air mendidih pada 100 oC, karena tekanan di daerah tinggi lebih rendah dari satu atmosfir, maka air mendidih pada temperatur yang lebih rendah. Karakterisrik Air Limbah Secara awam air tercemar dapat dilihat dengan mudah, misalnya dari kekeruhan, karena umumnya orang berpendapat bahwa air murni atau bersih itu jernih dan tidak keruh, atau dari warnanya yang transparan dan tembus cahaya, atau dari baunya yang menyengat hidung, atau menimbulkan gatal-gatal pada kulit dan ada juga yang dapat merasakan dengan lidah, seperti rasa asam dan getir. Dengan demikian, sebenarnya mudah untuk mengenal pencemaran, oleh karena itu jangan meremehkan informasi dan keluhan masyarakat tentang pencemaran air. Air tercemar juga dapat diketahui dari matinya atau terganggunya organisme perairan, baik ikan, tanaman dan hewan-hewan yang berhubungan dengan air tersebut. Dalam menentukan karakteristik limbah, parameter-parameter yang dipakai antara lain 1 Parameter Suhu. Parameter ini sangat diperlukan dalam penentuan karakter limbah, karena menyangkut kecepatan reaksi dan pengaruhnya terhadap kelarutan suatu gas, bau dan rasa. Beberapa jenis bakteri populasinya dipengaruhi oleh suhu dari limbah, dan organisme perairan sangat peka terhadap perubahan suhu air. Pengukuran suhu dapat dipakai termometer khusus yang dapat dipakai untuk setiap variasi kedalaman. 2 Parameter Rasa dan Bau. Parameter ini seringkali diakibatkan oleh material-material terlarut, dapat berupa zat organik seperti phenol dan Khlorophenol. Bau dan Rasa merupakan sifat air yang sangat subyektif, karena itu sulit diukur, tetapi bisa di identifikasi seperti bau busuk, bau gas, rasa pahit, dan rasa masam. 3 Parameter Warna. Estetika air sering dilihat dari warna. Air yang jernih, transparan, segar dan tidak bau merupakan indikator air bagus secara awam. Namun demikian penting untuk dapat membedakan antara air yang mempunyai warna asli akibat material terlarut dan warna semu akibat zat-zat yang tersuspensi. Warna kuning alami pada air yang berasal dari daerah pegunungan adalah berasal dari asam-asam organik yang tidak berbahaya bagi kesehatan, dan warna ini bisa disamakan dengan warna asam tanik yang terdapat dalam air teh. Namun demikian banyak konsumen atau pemakai air yang menolak air dengan warna yang terlalu menyolok atas dasar alasan estetika. Demikian pula dengan industri tertentu, air berwarna sering kali tidak dapat diterima, misalnya pada industri kertas yang bermutu tinggi. 4 Parameter Kekeruhan. Hadirnya material berupa koloid menyebabkan air menjadi tampak keruh yang secara estetis kurang menarik dan mungkin bisa berbahaya bagi kesehatan. Kekeruhan dapat pula disebabkan oleh partikel-partikel tanah liat, lempung, lanau atau akibat buangan limbah rumah tangga Arie Herlambang Pencemaran dan Strategi Penggulangannya JAI Vol. 2 , 2006 maupun limbah industri atau bahkan karena adanya mikroorganisme dengan jumlah besar. 5 Parameter Padatan. Padatan hadir dalam air berupa zat-zat tersuspensi atau terlarut dan dapat dibedakan dalam bentuk organik atau inorganik. Total Padatan Terlarut Total Dissolved Solid – TDS adalah jumlah padatan yang berasal dari material-material terlarut, sedangkan Padatan Tersuspensi Suspended Solid=SS adalah partikel tersuspensi yang dapat diukur dengan menggunakan kertas saring halus. Padatan yang dapat diendapkan Settleable Solid adalah jumlah padatan yang dapat dipisahkan dari air dengan prosedur standard, yaitu perbedaan antara SS dalam supernatan dan SS dalam sampel air. Pengukuran Settleable Solid biasanya menggunakan kerucut Imhoff berukuran satu liter. 6 Parameter Kondutivitas. Konduktivitas suatu larutan tergantung pada jumlah garam-garam terlarut dan untuk larutan yang encer konduktivitasnya kurang lebih akan sebanding dengan nilai TDS. Secara matematis K =Konduktivitas - µmhos/m/TDS – mg/l. Dengan mengetahui nilai K untuk suatu sampel air tertentu, pengukuran konduktivitas air dapat dipakai untuk memperkirakan jumlah TDS secara cepat dan mudah. 7 Parameter pH. Tingkat asiditas atau alkalinitas suatu sampel diukur berdasarkan skala pH yang dapat menunjukkan konsentrasi ion hidrogen dalam larutan tersebut. Skala pH mempunyai rentang 0 – 14, dengan nilai 7 sebagai pH netral, di bawah 7 larutan disebut asam sedangkan di atas 7 larutan disebut basa. Reaksi kimia banyak dikendalikan oleh nilai pH dan demikian pula aktivitas biologi yang biasanya dibatasi oleh rentang pH yang sangat sempit pH antara 6 – 8. Air yang terlalu asam atau basa tidak dikehendaki oleh karena akan bersifat korosif atau kemungkinan akan sulit diolah. 8 Parameter Oxidation Reduction PotentialORP. Dalam setiap sistem yang sedang melangsungkan proses oksidasi, akan terjadi perubahan yang terus menerus rasio antara material dalam bentuk tereduksi dan material yang teroksidasi. Dalam situasi semacam itu, potensial yang diperlukan untuk mentranfer elektron-elektron dari oksidator ke reduktor dinyatakan sebagai ORP. Pengalaman-pengalaman operasional suatu sistem menunjukkan bahwa nilai ORP dapat dijadikan indikator kritis bagi beberapa reaksi oksidasi. Misalnya reaksi dalam proses aerobik menunjukkan nilai ORP lebih besar dari 200 mv, sedangkan reaksi anaerobik terjadi pada nilai ORP dibawah 50 mv. 9 Parameter Alkalinitas. Alkalinitas disebabkan oleh hadirnya bikarbonat HCO3, karbonat CO3-, atau hidroksida OH-, maka air dikatakan mempunyai alkalinitas. Pada umumnya alkalinitas disebabkan oleh bikarbonat yang berasal dari larutnya batu kapur dalam air tanah. Alkalinitas sangat berguna dalam air maupun air limbah, karena dapat memberikan buffer untuk menahan perubahan pH. 10 Parameter Asiditas. Air alam dan air limbah rumah tangga umumnya mempunyai buffer dalam bentuk sistem CO2-HCO3, asam karbonat, H2CO3 tidak bisa dinetralkan secara sempurna sampai pada pH 8,2 dan tidak akan menahan perubahan pH dibawah 4,5, sehingga asiditas CO2 akan terjadi rentang pH antara 8,2 – 4,5, sedangkan asiditas dari mineral hampir semuanya akibat dari limbah industri terjadi dibawah 4,5, seperti alkalinitas, asiditas juga dinyatakan dalam mg/l CaCO3. 11 Parameter Kesadahan. Kesadahan adalah sifat air yang dapat mencegah pembentukan busa dalam pemakaian sabun dan dapat menimbulkan kerak dalam peralatan-peralatan yang berhubungan dengan pemakaian air panas. Kesadahan terutama disebabkan oleh ion-ion Ca++dan Mg++, walaupun sebenarnya Fe++ dan Cr++ juga menimbulkan kesadahan. Hadirnya kesadahan biasanya dikaitkan dengan HCO3-, SO42-, Cl-, dan NO3-. Kesadahan tidak membahayakan kesehatan, namun sangat merugikan, yaitu dapat mengakibatkan pemborosan dalam pemakaian sabun dan pemakaian bahan bakar pemanas air serta kerusakan peralatan yang menggunakan air panas. Kesadahan dinyatakan dengan satuan mg/l CaCO3 dan dibagi dalam dua macam, yaitu kesadahan karbonat metal dengan HCO3- dan Kesadahan non karbonat metal dengan SO42-, Cl-, dan NO3-. 12 Parameter Oksigen Terlarut. Oksigen adalah elemen yang paling penting dalam pengendalian kualitas air. Hadirnya oksigen dalam air sangat penting bagi kelangsungan hidup makluk biologi tingkat tinggi dan dampak pembuangan air limbah ke sungai atau badan air akan ditentukan oleh kesetimbangan oksigen dalam sistem tersebut. Hanya saja oksigen mempunyai daya larut yang rendah dalam air, misalnya pada suhu 0, 10, 20, dan 30 0C adalah masing-masing 14,6; 11,3; 9,1; dan 7,6 mg/l. Air permukaan yang mengalir deras dan jernih, biasanya mengandung oksigen dengan kadar yang jenuh, akan tetapi oksigen yang terlarut tersebut dapat berkurang secara cepat akibat hadirnya air limbah yang banyak mengandung bahan organik. Ikan-ikan besar bisa tahan hidup pada konsentrasi hidrogen paling sedikit 5 mg/l, sedangkan ikan-ikan tertentu masih bisa hidup pada kondisi oksigen terlarut 2 mg/l. Air yang banyak mengandung oksigen rasanya segar dan untuk meningkatkan oksigen terlarut biasanya dilakukan aerasi. Namun demikian untuk pemakaian tertentu, misalnya ketel uap, oksigen terlarut tidak dikehendaki sebab dapat meningkatkan resiko berkaratnya peralatan. 13 Parameter Kebutuhan Oksigen. Senyawa-senyawa organik pada umumnya tidak stabil dan mungkin saja teroksidasi secara biologis atau kimiawi menjadi bentuk yang lebih sederhana atau stabil. Indikator adanya zat organik dalam air limbah dapat diperoleh dengan cara mengukur jumlah kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk menstabilkannya dan dapat dinyatakan dengan parameter BOD, Angka Permanganat, atau COD. 14 Parameter Nitrogen. Nitrogen merupakan elemen penting, karena reaksi biologi dapat berlangsung hanya jika tersedia nitrogen yang cukup. Nitrogen hadir di alam dalam 4 senyawa pokok 1. Nitrogen-Organik, yaitu nitrogen yang berupa protein asam amino dan urea; 2. Nitrogen Amonia, yaitu nitrogen dalam bentuk senyawa garam amonium, misalnya NH42CO3, atau sebagai amonia bebas; 3. Nitrogen Nitrit, yaitu nitrogen dalam bentuk nitrit yang merupakan hasil oksidasi sementara akan segera berubah menjadi nitrat dan pada umumnya ditemukan dengan konsentrasi rendah; dan 4. Nitrogen Nitrat, yaitu merupakan hasil oksidasi akhir dari nitrogen. Konsentrasi nitrogen untuk masing-masing bentuk senyawanya yang saling berhubungan dapat memberikan petunjuk yang berguna terhadap sifat-sifat dan daya cemar suatu sampel air atau limbah cair. Sebelum dilakukan analisis bakteriologi, kualitas air seringkali diperkirakan atas dasar nitrogennya. Air yang mengandung nitrogen organik dan nitrogen amonia dengan konsentrasi tinggi serta NO2-N dan NO3-N dengan konsentrasi rendah akan dianggap berbahaya tidak aman, karena keadaan demikian menunjukkan bahwa pencemaran akan atau sedang berlangsung. Di lain pihak, suatu sampel yang tidak lagi terdapat nitrogen organik dan amonia atau yang mengandung sedikit NO3-N akan dianggap aman, sebab proses nitrifikasi telah terjadi yang berarti pencemaran tidak berlangsung lagi. 15 Parameter Khlorida. Khlorida adalah penyebab rasa payau dalam air dan merupakan indikator pencemaran dari air limbah rumah tangga, mengingat khlorida berasal dari urine manusia. Batas rasa asin untuk Cl- ini adalah 250 – 500 mg/l, walaupun sampai 1500 mg/l sebenarnya belum membahayakan kesehatan manusia. 16 Parameter Biologi. Hampir semua air limbah mengandung beraneka ragam mikroorganisme, misalnya air limbah rumah tangga dapat mengandung lebih dari 106 individu/ml, tetapi angka yang tepat seringkali tidak dapat diukur. Setelah mengalami pengolahan limbah konvensional, efluen masih mengandung bermacam-macam mikroorganisme dengan jumlah yang cukup tinggi. Pada pengolahan limbah sistem biologi, mikroorganisme dijaga dan dipelihara untuk proses degradasi limbah dengan waktu tinggal tertentu. Dalam pelaksanaannya, untuk mengenal bau dan warna, walaupun ada peralatannya, kita dapat mengenal secara visual, sedangkan kemasaman atau total padatan terlarut atau total padatan tersuspensi diperlukan metode pengukuran yang lebih akurat dengan peralatan yang sudah baku. Dalam menentukan air tercemar diperlukan pembanding, sebagai rona awal ketika belum diadakan kegiatan. Parameter yang umum dipakai untuk mengenal adanya pencemaran adalah BOD dan COD. BOD Biological Oxigen Demand adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk Arie Herlambang Pencemaran dan Strategi Penggulangannya JAI Vol. 2 , 2006 menguraikan bahan pencemar dalam kondisi baku. Sedangkan COD Chemical Oxigen Demand mencerminkan kebutuhan bahan kimia yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan pencemar yang ada dalam air. Oleh karena itu nilai BOD dan COD yang tinggi menunjukkan air tercemat berat. Pada limbah-limbah yang mudah terurai secara biologi, perbandingan BOD dan COD tidak besar 1 – 1,5, tetapi untuk yang sulit terurai secara biologi perbandingannya dapat menjadi sangat tinggi 2,5 – 5. Radio BOD/COD menentukan proses pengolahan yang direncanakan dan waktu tinggal limbah dalam reaktor, yang langsung berpengaruh terhadap volume kontruksi dan luas lahan yang dibutuhkan oleh unit pengolahan limbah. 2. PENCEMARAN AIR Definisi Dalam UU No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP RI No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang dimaksud dengan Pencemaran Air adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Dari definisi tersebut tersirat bahwa pencemaran air dapat terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja dari kegiatan manusia pada suatu perairan yang peruntukkannya sudah jelas. Bagaimana dengan badan air yang peruntukannya belum jelas? apakah pelaku dapat dituduh sebagai pencemar ? Air Bersih dan Limbah Cair Perkotaan. Sumber air didayagunakan menusia untuk berbagai keperluan. Pendayagunaan air dalam berbagai bidang budaya, antara lain untuk transportasi, menghasilkan listrik dari energi potensial pada bendungan, industri dan pariwisata. Perkembangan budaya ini terjadi akibat peningkatan kebutuhan yang dirasakan manusia dan adanya interaksi manusia itu sendiri dengan lingkungan air. Peninggalan sejarah telah menunjukkan bahwa air telah memberi rangsangan bagi perkembangan budaya manusia purba, tampak pada benda-benda purbakala yang seringkali terdapat pada penggalian berupa periuk-periuk yang dipakai untuk menyimpan air. Perlengkapan sanitasi sudah ada sejak jaman Neolithic 2000 BC, berupa latrine kakus dan saluran drainase, ditemukan dalam masyarakat Minoan di Pulau Crete, Yunani. Pada jaman Romawi juga sudah ditemukan terowongan air besar, sepanjang 80 km, yang membawa air bersih dari pegunungan masuk ke dalam kota dan adanya saluran buangan dari kakus ke luar kota. Pada tahun 1579 di Inggris, khususnya di kota London sudah ada kebijakan yang mengatur untuk setiap 60 rumah di suatu jalan disediakan 3 buah kakus umum sistem komunal. Adanya kebijakan ini menunjukkan bahwa pada masa itu limbah domestik sudah menjadi masalah bagi masyarakat kota London. Pada tahun 1815 di Inggris sudah ada Undang-Undang yang melarang pembuangan air limbah ke saluran air hujan, karena pada akhirnya air hujan akan masuk ke sungai dan sungai merupakan sumber air bersih bagi masyarakat. Namun demikian dalam rangka memperbaiki keadaan, pada Tahun 1847 diberlakukan Undang-Undang yang mewajibkan warga London untuk membuang limbah dari kakus ke saluran air buangan. Namun air buangan dialirkan ke Sungai Thames, padahal sungai Thames dipergunakan sebagai sumber air minum. Setelah beberapa lama saluran pembuangan bocor dan akuifer air tanah tercemar dan Sungai Thames menjadi tidak nyaman untuk dipandang, bau dan menjadi sumber penyakit. Selang 7 Tahun dari kebijakan tersebut, tepatnya tahun 1854, terjadilah wabah kolera di Broad Street yang menewaskan orang. Sejak saat itu orang mulai sadar adanya hubungan antara limbah pada air minum dan penyakit, seperti kolera dan tipus. Air dan Budaya hidup nampaknya tidak banyak berubah, walaupun sudah ratusan tahun. Kondisi saat ini tidak jauh berbeda, sungai-sungai di kota besar, seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya mempunyai kecenderungan untuk tercemar dengan limbah dari domestik, industri dan pertanian. Pencemaran air di Jakarta telah menunjukkan gejala yang cukup serius, terutama yang berasal dari buangan industri dari pabrik-pabrik yang membuang begitu saja air limbahnya tanpa pengolahan lebih dahulu ke sungai atau ke laut, dan tidak kalah memegang andil baik secara sengaja atau tidak adalah masyarakat Jakarta itu sendiri, yakni akibat air buangan rumah tangga yang jumlahnya makin hari makin besar sesuai dengan perkembangan penduduk maupun perkembangan kota Jakarta. Kondisi tersebut diperburuk lagi dengan rendahnya kesadaran sebagian masyarakat yang membuang kotoran maupun sampah ke dalam sungai, dengan demikian akan mempercepat pencemaran sungai-sungai yang ada di Jakarta. Padatnya pemukiman dan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, serta buangan industri yang langsung dibuang ke badan air tanpa proses pengolahan telah menyebabkan pencemaran sungai-sungai yang ada di Jakarta, dan air tanah dangkal di sebagian besar daerah di wilayah DKI Jakarta, bahkan kualitas air di perairan teluk Jakartapun sudah menjadi semakin buruk dari tahun ke tahun. Air limbah kota-kota besar di Indonesia khususnya Jakarta secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga yaitu air limbah industri dan air limbah domistik yakni yang berasal dari buangan rumah tangga, dan yang ke tiga yakni air limbah dari perkantoran dan pertokoan daerah komersial. Saat ini selain pencemaran akibat limbah industri, pencemaran akibat limbah domistikpun telah menunjukkan tingkat yang cukup serius. Di Jakarta misalnya, sebagai akibat masih minimnya fasilitas pengolahan air buangan kota, mengakibatkan tercemarnya badan - badan sungai oleh air limbah domestik, bahkan badan sungai yang diperuntukkan sebagai bahan baku air minumpun telah tercemar pula. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum PU DKI Jakarta bersama-sama dengan Tim JICA 1989, Besarnya buangan air limbah dari rumah tangga per orang per hari adalah 118 liter, dengan konsentrasi BOD rata-rata 236 mg/lt dan pada tahun 2010 nanti diperkirakan akan meningkat menjadi 147 liter dengan konsetrasi BOD rata-rata 224 mg/lt. Jumlah air buangan secara keseluruhan di DKI Jakarta diperkirakan sebesar m3/hari, yakni air buangan domestik m3/hari, buangan perkantoran dan daerah komersial m3/hari dan buangan industri m3/hari. Untuk wilayah Jakarta, dilihat dari segi jumlah, air limbah domistik rumah tangga memberikan kontribusi terhadap pencemaran air sekitar 75 %, air limbah perkantoran dan daerah komersial 15 %, dan air limbah industri hanya sekitar 10 %. Sedangkan dilihat dari beban polutan organiknya, air limbah rumah tangga sekitar 70 %, air limbah perkantoran 14 %, dan air limbah industri memberikan kontribusi 16 %. Dengan demikan air limbah rumah tangga dan air limbah perkantoran adalah penyumbang yang terbesar terhadap pencemaran air di wilayah DKI Jakarta. Masalah pencemaran oleh air limbah rumah tangga di wilayah DKI Jakarta lebih diperburuk lagi akibat berkembangnya lokasi pemukiman di daerah penyangga yang ada di sekitar Jakarta, tanpa dilengkapi dengan fasilitas pengolahan air limbah, sehingga seluruh air limbah dibuang ke saluran umum dan akhirnya mengalir ke badan-badan sungai yang ada di wilayah DKI Jakarta. Ilustrasi mengenai pemakaian air dan nasibnya sebagai limbah cair tersebut memberi gambaran bahwa air merupakan sumberdaya yang harus dikelola secara hati-hati, mengingat pertumbuhan penduduk dan pengembangan industri selalu diikuti dengan peningkatan kebutuhan air bersih, bersamaan dengan itu terjadi pula peningkatan jumlah air limbah yang dibuang ke perairan, karena sebagian besar dari bersih yang dipakai akan dibuang ke perairan kembali sebagai limbah. 3. PENYAKIT DAN AIR Beberapa penyakit yang berhubungan dengan air Waterborne Deseases telah dikenal sejak lama. Pencemaran air minum oleh air limbah dan/atau oleh kotoran manusia tinja, yang mengandung organisme yang dapat menimbulkan penyakit, virus, bakteria patogen dan sebagainya, dapat menyebar dengan cepat ke seluruh sistem jaringan pelayanan air minum tersebut, serta dapat menyebabkan wabah atau peledakan jumlah penderita penyakit di suatu wilayah dalam waktu singkat. Beberapa ciri khusus penyebaran penyakit-penyakit tersebut antara lain yakni proses penularan umumnya melalui mulut; terjadi di daerah pelayanan yang airnya tercemar; penderita umumnya terkonsentrasi pada suatu wilayah secara temporer; penderitanya tidak terbatas pada suku, umur, atau jenis kelamin tertentu; meskipun sulit mendeteksi bakteri patogen dalam air, tetapi dapat di perkirakan melalui pemerikasaan/pendeteksian bakteri coli yang disebabkan oleh pencemaran tinja; dan waktu inkubasi biasanya sedikit lebih panjang dibandingkan apabila keracunan oleh makanan. Beberapa penyakit yang paling sering berjangkit antara lain yakni Disentri Penyebabnya adalah beberapa jenis bakteri dysentery baccilus, waktu inkubasi 1 - 7 hari, biasanya sekitar 4 hari atau kurang. Gejala penyakitnya antara lain bakteri dysentery yang masuk melalui mulut akan tumbuh di dalam perut besar, dan berubah secara lokal ke kondisi sakit misalnya timbulnya bisul pada selapur lendir mucous membrane. Gejala utama yakni mencret, mulas, demam, rasa mual, muntah-muntah, serta berak darah campur lendir. Infeksi penyakit ini dapat berjangkit sepanjang tahun. Penderita dan carriernya adalah sumber penuranan yang utama, dan penularannya dapat terjadi melalui makanan, air minum atau kontak orang ke orang. Tipus dan Paratifus Penyebabnya adalah jenis bacillus typhus dan parathyphus, dengan waktu inkubasi antara 1 sampai 3 minggu. Bakteri penyakit tersebut Arie Herlambang Pencemaran dan Strategi Penggulangannya JAI Vol. 2 , 2006 masuk melalui mulut dan menjangki pada struktur lympha getah bening pada bagian bawah usus halus, kemudian masuk ke aliran darah dan akan terbawa ke organ-organ internal sehingga gejala muncul pada seluruh tubuh misalnya seluruh badan lemas, pusing, hilang nafsu makan, dan timbul deman serta badan menggigil. Pada penderita yang serius sering timbul gejala pendarahan usus. Suhu badan berfluktuasi dan akan turun perlahan-lahan setelah infeksi berjalan tiga atau empat minggu, dan gejala umum juga hilang. Untuk penyakit paratyphus, gejalanya hampir sama, hanya lebih lunak. Sumber penularan yang utama adalah penderita itu sendiri atau carriernya, dan penularan dapat terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh bakteria yang ada di dalam tinja penderita melalui air minum, makanan atau kontak langsung. Kholera Penyebabnya adalah bakteri patogen jenis vibrio cholerae, dan waktu inkubasinya antara beberapa jam sampai lima hari. Bakteri vibrio cholerae yang masuk melalui mulut akan berkembang di dalam usus halus small intestine, dan menghasilkan exotoxin yang menyebabkan rasa mual. Gejala yang penting yakni mencret atau diare dengan warna putih keruh dan muntah-muntah. Kadang-kadang juga terjadi dehidrasi, dan pada kasus yang serius kemungkin an dapat menyebabkan penderita menjadi koma. Keadaan kritis tersebut dapat dihindari apabila dilakukan penanganan yang sesuai. Sumber utama penunularan yakni air minum atau makanan yang terkontaminasi atau tercemar oleh kotoran atau muntahan penderita ataupun tercemar oleh inang atau pembawa bakteri kholera. Hepatitis A Penyebabnya adalah virus hepatitis A, dengan waktu inkubasi antara 15 sampai 30 hari biasanya 30 hari. Infeksi umumnya terjadi melalui mulut. Gejala primairnya antara lain rasa mual, pusing disertai demam, dan rasa lelah/lemas di seluruh tubuh. Gelaja spesifik antara lain terjadinya pembengkaan liver dan timbul gejala sakit kuning. Sumber penularan yakni air minum atau makanan yang tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung virus hepatitis A. Poliomelistis Anterior Akut Penyebabnya adalah virus polio, waktu inkubasi antara 3 sampai 21 hari, biasanya antara 7 sampai 12 hari. Virus polio masuk melalui mulut dan menginfeksi seluruh struktur tubuh, kemudian menjalar melalui simpul saraf lokal, dan selanjutnya menyerang sistem saraf pusat, yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Beberapa gejala dapat terlihat antara yakni demam, rasa meriang/tak enak badan, tenggorokan sakit, pusing-pusing dan terjadi kejang mulut bibir atas dan bawah tidak dapat digerakkan. Sumber infeksi yakni virus polio yang terdapat pada tinja atau dahak penderita atau virus yang terbawa oleh inangnya carrier, dan penularan kadang-kadang juga melalui air minum atau makanan yang terkontaminasi tercemar. 4. PENYAKIT DAN ZAT KIMIA DALAM AIR Resiko atau bahaya terhadap kesehatan dapat juga akibat adanya kandungan zat atau senyawa kimia dalam air minum, yang melebihi ambang batas konsentarsi yang diijinkan. Adanya zat/senyawa kimia dalam air minum ini dapat terjadi secara alami dan atau akibat kegiatan manusia misalnya oleh limbah rumah tangga, industri dll. Beberapa zat /senyawa kimia yang bersifat racun terhadap tubuh manusia misalnya logam berat, pestisida, senyawa mikro polutan hidrokarbon, zat-zat radio aktif alami atau buatan dan sebagainya. Beberapa contoh senyawa kimia racun yang sering ada dalam air minum antara lain yakni Nitrat Salah satu contoh sumber pencemaran nitrat terhadap air minum yakni akibat kegiatan pertanian. Meskipun pencemaran nitrat juga dapat terjadi secara alami, tetapi yang paling sering yakni akibat pencemaran yang berasal dari air limbah pertanian yang banyak mengandung senyawa nitrat akibat pemakaian pupuk nitrogen urea. Senyawa nitrat dalam air minum dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan methaemoglobinameia, yakni kondisi dimana haemoglobin di dalam darah berubah menjadi methaemoglobin sehingga darah menjadi kekurangan oksigen. Hal ini dapat mengakibatkan pengaruh yang fatal, serta dapat mengakibatkan kematian khususnya pada bayi. Fluorida Fluorida adalah senyawa kimia yang secara alami ada dalam air pada berbagai konsentrasi. Pada konsentrasi yang lebih kecil 1,5 mg/l , sangat bermanfaat bagi kesehatan khususnya kesehatan gigi, karena dapat mencegah kerusakan gigi. Tetapi pada konsentrasi yang besar lebih besar 2 mg/l, dapat menyebabkan kerusakan gigi fluorosis yakni gigi menjadi bercak-bercak. Pemaparan fluorida pada konsentrasi yang lebih besar lagi 3 - 6 mg/l, dapat menyebabkan kerusakan pada struktur tulang. Oleh kerana itu, dosis fluorida dalam air minum dibatasi maksimal 0,8 mg/l. Air Raksa Merkuri, Hg Air raksa atau mercury adalah unsur logam yang termasuk logam berat yang bersifat racun terhadap tubuh manusia. Bisanya secara alami ada dalam air dengan konsentrasi yang sangat kecil. Pencemaran air atau sumber air oleh merkuri umumnya akibat limbah limbah yang berasal dari industri. Pada tahun 1950an, kasus pencemaran oleh logam berar khusunya merkuri telah terjadi di teluk Minamata, Jepang, dan telah meracuni penduduk di daerah sekitar teluk Minamata tersebut. Logam merkuri atau air raksa Hg} ini dapat terakumulasi di dalam produk perikanan atau tanaman dan jika produk tersebut dimakan oleh manusia akan dapat terakumulasi di dalam tubuh. Akumulasi logam Hg ini dapat meracuni tubuh dan mengakibatkan kerusakan permanen terhadap sistem saraf, dengan gejala sakit-sakit pada seluruh tubuh. Oleh karena itu, di Jepang, penyakit karena kercunan merkuri Hg dinamakan penyakit Itai-itai yang berarti sakit-sakit, atau sering disebut juga dengan penyakit Minamata Minamata disease. Dari hasil peneletian, kasus penyakit di Minamata tersebut disebabkan karena pencemaran air oleh limbah yang mengandung merkuri khlorida HgCl yang dikeluarkan oleh pabrik-pabrik di sekitar teluk Minamata. Kadmium Konsentrasi kadmium Cd dalam air olahan finished water yang dipasok oleh PAM umumnya sangat rendah, karena umumnya senyawa alami senyawa kadmium ini jarang terdapat di dalam sumber air baku, atau jika ada konsentrasinya di dalam air baku sangat rendah. Selain itu dengan pengolahan air minum secara konvesional, senyawa kadmium ini dapat dihilangkan dengan efektif. Air minum biasanya mengandung kadmium Cd dengan konsentrasi 1 µg, atau kadang-kadang mencapai 5 µg dan jarang yang melebihi 10 µg. Pada beberapa wilayah tertentu yang struktur tanahnya banyak mengandung kadmium, air tanahnya kadang juga mengandung kadmium dengan konsentrasi agak tinggi. Konsentrasi kadmium dalam air minum yang cukup tinggi, kemungkinan juga dapat terjadi pada wilayah yang dipasok dengan air dengan pH yang sedikit asam. Hal ini disebabkan karena pada pH yang agak asam bersifat korosif terhadap sistem plumbing atau bahan sambungan perpipaan yang mengandung kadmium. Tingkat konsentrasi kadmium ini merupakan fungsi berapa lama air kontak/berhubungan dengan sistem perpipaan plumbing system, dan sebagai akibatnya apabila dilakukan pemeriksaan contoh pada lokasi yang sama, seringkali terdapat variasi tingkat konsentrasi. Oleh karena itu untuk mendapatkan konsentrasi rata-rata yang akurat, memerlukan data yang cukup banyak. Keracunan oleh kadmium menunjukkan gejala yang mirip dengan gejala penyakit akibat keracunan senyawa merkuri Hg atau penyakit Minamata. Berdasarkan baku mutu air minum yang dikeluarkan oleh WHO 1971, kadar kadmium maksimum dalam air minum yang dibolehkan yakni 0,01 mg/l, sedangkan menurut Peraruran Pemerintah Republik Indonesia No 20 Tahun 1990, kadar maksimum kadmium dalam air minum yang dibolehkan yakni 0,005 mg/l. Selenium Selenium dalam air dengan konsentrasi yang agak tinggi biasanya terdapat di daerah seleniferous. Di daerah seperti ini kandungan selinium dalam air tanah sumur ataupun air permukaan dapat mencapai orde mg/l. Berdasarkan penelitian terhadap tikus betina, LD50 akut melalui mulut untuk sodium selenate yakni 31,5 mg/kg berat tubuh, dan berdasarkan pengetesan toksisitas akut terhadap tikus, menunjukkan penurunan gerakan spontan, pernafasan yang cepat dan hebat, diare dan selanjutnya mati karena susah bernafas. Gejala subakut meliputi menurunnya laju pertumbuhan, terjadi hambatan terhadap intake makanan, dan keluarnya cairan kotoran tinja. Berdasarkan hasil penelitian terhadap tikus dengan memberikan dosis secara kontinyu selama satu bulan melalui mulut, gejala toksisitas subakut dari sodium selenate terjadi pada dosis 1 mg/kg/hari untuk tikus jantan dan 5 mg/kg/hari untuk tikus betina. Setelah pemberian dosis terus-menerus selama satu bulan, terjadi anemia yang disebabkan menurunya jumlah sel darah merah serta jumlah haemoglobin, dan berdasarkan hasil pembedahan terjadi akumulasi sodium selenate pada hati, ginjal, testis, paru-paru dan limpha. Bedasarkan penelitian toksisitas baik akut maupun subakut dari selenium tersebut maka WHO menetapkan kadar maksimun selenium yang dibolehkan dalam air minum yakni 0,01 mg/l, dan menurut Peraruran Pemerintah Republik Indonesia No 20 Tahun 1990, kadar maksimum selenium dalam air minum yang dibolehkan juga 0,01 mg/l. Trihalomethan Saat ini beberapa salah satu masalah yang banyak dijumpai dalam air minum yakni masalah yang termasuk polutan mikro yang Arie Herlambang Pencemaran dan Strategi Penggulangannya JAI Vol. 2 , 2006 terjadi akibat hasil samping proses khlorinasi. Senyawa tersebut antara lain yakni trihalomethan atau disingkat THMs. Trihalomethane adalah senyawa organik derivat methan CH4 yang mana tiga buah atom Hidrogen Hnya diganti oleh atom halogen yakni khlor Cl, Brom Br, Iodium I. Beberapa senyawa trialomethane yang umum dijumpai antara lain yakni khloroform CHCl3, dibromokhloromethan CHBr2Cl, bromoform CHBr3. Jumlah total ke empat senyawa tersebut sering disebut total trihalomethan TTHM. Selain ke empat senyawa tersebut di atas masih ada beberapa senyawa trihalomenthan lainnya tetapi biasanya kurang stabil. Adanya senyawa trihalomethan dalam air minum ini pertama kali diungkapkan oleh J. Rook pada sekitar tahun 1972. Pada tahun 1975 Rook mempresentasikan secara lebih lengkap hasil penelitiannya tentang beberapa faktor yang menyebabkan terbentuknya senyawa THMs dalam air minum. Rook menyatakan bahwa senyawa THMs terbentuk akibat reaksi antara senyawa khlorine dengan senyawa alami seperti senyawa humus yang ada dalam air baku. Setelah penemuan Rook tersebut, Environmental Protection Agency EPA Amerika Serikat mempresentasikan hasil penelitian yang dilakukan oleh “National Organic Reconnaissance Survey NORS yang menyatakan bahwa THMs ditemukan hampir di seluruh air miunm finished water dan hanya kadang-kadang saja ditemukan pada air bakunya. Pada tahun 1976, National Cancer Institute mengumumkan bahwa senyawa khloroform yang merupakan senyawa senyawa THMs yang sering dijumpai dalam air minum, dengan dosis yang cukup tinggi dapat menyebabkan kanker pada tikus. Sekarang ini, hampir tidak ada keraguan lagi bahwa senyawa THMs khususnya khloroform adalah senyawa yang sangat potensial dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, konsentrasi senyawa THMs dalam air maksimum yang dibolehkan umumnya yakni 0,01 mg/l, bahkan ada beberapa standar menetapkan konsentrasi maksimum THMs dalam air minum lebih kecil dari yang tersebut diatas. 5. PENYAKIT DAN KEBERSIHAN Cara Masuk Penyakit Diare atau sering disebut "buang-buang air" adalah penyakit yang erat kaitannya dengan kebersihan. Penyakit ini adalah salah satu penyakit yang paling banyak terjadi di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Yang paling banyak terserang penyakit ini umumnya adalah anak-anak balita, dan bila keadaannya parah seringkali dapat menyebabkan dehidarasi, yang apabila tidak ditangani dengan segera dapat pula menyebabkan kematian. Bakteri patogen yang menyebabkan penyakit ini berasal dari tinja, dan masuk ke tubuh manusia lewat mulut melalui makanan atau minuman atau melalui kontak orang ke orang. atau secara langsung melalui inangnya misalnya oleh lalat. Pencegahan Sering kali organisme penyebab infeksi enterik tersebut diakibatkan oleh kondisi lingkungan rumah yang kotor dan tidak sehat. Hal tersebut juga sering diakibatkan oleh pencucian tangan yang kurang bersih pada waktu buang kotoran. Salah satu faktor adalah perlunya peningkatan ketersediaan air bersih dalam sarana sanitasi. Akhir-ahkir ini mulai banyak dijual tisu basah atau dalam bentuk cairan, yang mengandung disinfektan dan mulai banyak digunakan dalam kalangan terbatas. Penyakit bisa juga terjadi akibat makanan atau minuman yang dijual oleh penjaja atau warung-warung yang kebersihannya kurang memandai. Salah satu cara yang paling sederhana untuk mencegahnya adalah menghindarinya. Kebersihan lingkungan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Salah satu upaya untuk meningkatkan kebersihan lingkungan adalah peningkatan pelayanan air bersih, disamping itu perlu diupayakan perbaikan pada sistem pembuangan limbah atau pengolahan kotoran manusia tinja, serta dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan atau lebih luas lagi mengenai kesehatan lingkungan. 6. STRATEGI PENANGULANGAN Pengaturan Tata Ruang Tata Ruang memegang peranan penting dalam pengelolaan lingkungan. Tata Ruang yang baik mengatur pemanfatan ruang dengan mempertimbangkan beban lingkungan yang akan muncul jika ruangnya sudah terpakai. Tata Ruang yang berwawasan lingkungan akan menghasilkan model-model kota atau desa yang akrab dengan lingkungan atau yang sekarang dikenal dengan "eco city". Untuk kota lama yang sudah terbangun memang sulit untuk menatanya kembali, namun demikian bukanlah tidak mungkin untuk dilakukan. Dengan bantuan penegakan hukum dan pembinaan yang terus menerus serta sosialisasi yang baik hal itu bisa dilakukan. Aspek Legal Pembinaan Dan Penegakan Hukum Pemerintah berperan sangat penting, terutama dalam penegakan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, Keputusan Gubernur atau Bupati. Peraturan lingkungan banyak berubah dan bertambah dari tahun ke tahun, oleh karena itu perlu terus dilakukan sosialisasi baik secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat. Pelanggaran lingkungan banyak terjadi karena sebagian masyarakat belum membaca atau memahami peraturan-peraturan yang ada, mengingat isu lingkungan masih relatif baru buat Indonesia dan penegakan hukumnya masih sangat minim dibanding kasus-kasus lain. Penegakan peraturan harus diikuti pula oleh monitoring yang handal untuk mendukung data-data pencemaran. Pembuktian kasus pencemaran merupakan salah satu kelemahan yang sering terjadi dan kondisi ini mempersulit dalam penegakan hukum lingkungan di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan laboratorium lingkungan yang independen dan terakriditasi dan mempunyai sertifikasi secara internasional guna mendukung penegakan hukum. Dalam rangka pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dipergunakan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Dalam pasal 8, PP No 82 Tahun 2001 dikenal kriteria mutu air berdasarkan kelas, dimana klasifikasinya adalah sebagai berikut • Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; • Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana / sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan ,air untuk mengairi pertamanan, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; • Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut; • Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi, pertamanan dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 merupakan perubahan dari Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990. Pada PP. No. 82 tahun 2001 ini sudah tidak terdapat lagi kelas air yang siap dapat diminum, seperti Golongan A pada PP. No. 20 tahun 1990. Kelas terbaiknya adalah air yang peruntukkannya digunakan sebagai air baku air minum Lampiran 1. Dengan adanya Pada PP. No. 82 tahun 2001, sebaiknya diikuti oleh pengkelasan badan air. Dengan demikian bagi Industri atau Pemukiman yang membuang limbah di badan air tersebut akan mempertimbangkan kelas peruntukkan badan air. Titik kritis perhatian terletak pada badan air yang termasuk dalam kelas satu. Dalam kondisi seperti itu apakah mungkin baku mutu air dapat berbeda dari yang ditetapkan oleh Kepmen No. 51/MENLH/10/1995 ?. Dengan Adanya otonomi daerah, pemerintah daerah sangat memungkinkan untuk mengeluarkan Perda yang aturannya lebih ketat dari Kepmen No. 51/MENLH/10/1995, dengan demikian sumber air baku untuk minumnya dapat terlindungi. Baku Mutu Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 adalah merupakan standard badan air stream standard, sedangkan standard buangan mengacu pada standard baku mutu. Untuk baku mutu buangan tergantung kepada jenis kegiatannya, sebagai contoh 1 Baku mutu limbah cair bagi Kegiatan Industri diatur oleh KEPMEN LH Nomor 51/MENLH/10/1995; dalam Kepmen ini industri yang diatur 1. Soda/klor, 2. Pelapisan logam, 3. Penyamakan kulit, 4. Minyak sawit, 5. Pulp dan kertas, 6. Karet, 7. Gula, 8. Tapioka, 9. Tekstil, 10. Pupuk urea, 11. Ethanol, 12. Monosodium glutamat, 13. Kayu lapis, 14. Susu dan makanan yang terbuat dari susu, 15. Minuman ringan, 16. Sabun, deterjen dan produk minyak nabati, 17. Bir, 18. Baterei sel kering, 19. Cat, 20. Farmasi dan 21. Pestisida. 2 Baku mutu limbah cair bagi kegiatan hotel diatur oleh KEPMEN LH Nomor 52/MENLH/10/1995; 3 Baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit diatur oleh KEPMEN LH Nomor 58/MENLH/12/1995; dan 4 Baku mutu limbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi diatur oleh KEPMEN LH Nomor 42/MENLH/10/1996. Sudah menjadi rahasia umum, walaupun lebih dari 75% pencemaran pada sungai-sungai besar berasal dari limbah domestik, seperti pemukiman dan perkantoran, namun demikian Arie Herlambang Pencemaran dan Strategi Penggulangannya JAI Vol. 2 , 2006 mengenai baku mutu limbah domestik belum diatur secara khusus. Namun demikian baku mutu yang lebih mendekati untuk limbah domestik adalah baku mutu limbah hotel, yang diatur dalam KEPMEN LH Nomor 52/MENLH/10/1995. Perlindungan Sumber Air Perlindungan sumber air meliputi perlindungan daerah resapan air dengan cara pembatasan bangunan, pelarangan penebangan hutan dan pembukaan hutan, penguasaan sumber-sumber air oleh individu atau pengambilan yang berlebihan, perlindungan dari pencemaran baik oleh domestik maupun oleh Industri. Sebagai langkah pencegahan sumber air perlu dilindungi dari pencemaran, oleh karena itu bagi Industri yang terletak di daerah hulu, harus dikenai peraturan lingkungan yang lebih ketat dibandingkan yang terletak di hilir, karena jika mereka membuang limbah ke sungai atau perairan sekitar, maka air tersebut akan mengalir ke daerah hilir dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan jika terjadi pencemaran dampaknya akan sangat luas. Dalam rangka perlindungan Sumberdaya Air ini telah telah dikeluarkan Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, sebagai pengganti Undang-undang Nomor 11 tahun 1974 tentang pengairan. yang dianggap sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan keadaan, dan perubahan dalam kehidupan masyarakat. Dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 telah diatur mengenai perlindungan sumberdaya air. Monitoring dan Evaluasi Data perupakan penunjang yang sangat penting dalam mengevaluasi kondisi lingkungan dan penegakan hukum lingkungan. Untuk menghindari adanya perdebatan yang berkepanjangan tentang permasalahan lingkungan diperlukan pusat data. Untuk pengisian data diperlukan monitoring, terutama perairan-perairan yang dianggap rawan atau daerah industri yang diduga mencemari. Mengingat luasnya kegiatan dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk monitoring, maka tidak setiap daerah dapat dimonitor kualitas air secara rutin. Dalam kondisi normal monitoring yang tidak rutin tidak menimbulkan masalah, tetapi mungkin situasi tersebut dimanfaatkan oleh industri yang nakal untuk membuang limbahnya disaat lengah. Akibatnya sasaran kegiatan untuk perbaikan lingkungan tidak pernah tercapai. Penegakan hukum tidak dapat dilakukan dengan tegas tanpa didukung data pendukung hasil monitoring yang akurat dan kontinu. Data hasil monitoring juga harus diolah dalam database yang bagus dan format yang baku, mengingat demikian banyaknya permasalahan lingkungan yang ada membutuhkan kecepatan dalam proses pencarian berkas dan proses pembaharuan atau penambahan data. Dengan berkembangnya teknologi, proses monitoring dapat dilakukan secara on line atau langsung, terutama pada wilayah atau daerah yang dianggap kritis dan perlu pemantauan secara kontinu. Pengukuran pada on line monitoring dapat dilakukan secara regular dengan selang waktu yang ditentukan atau pada saat terjadi kejadian kritis dimana parameter yang diukur jauh melebihi standard baku yang ditetapkan. Data hasil monitoring sangat berguna untuk evaluasi kegiatan atau program yang telah dan sedang berjalan, apakah ada perbaikan kondisi lingkungan atau tidak. Sebagai contoh, pada suatu aliran sungai yang sedang dilakukan program kali bersih diukur kondisi awalnya, setelah program selesai apakah ada perbaikan dapat dilihat dari hasil monitoringnya apakah ada perubahan yang cukup berarti dari program yang dilaksanakan. Kelembagaan Kelembagaan sangat menentukan dalam pengelolaan lingkungan. Dalam skala nasional lembaga yang berwenang adalah Kementrian Lingkungan Hidup, dalam skala propinsi ada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup BPLHD, beberapa tempat di daerah masih memakai nama Kantor atau Dinas. Dalam dekade terakhir kelembagaan sudah jauh lebih baik dibanding dekade lalu, dan lingkungan sudah mendapat perhatian yang serius dari pemerintah dan masyarakat. Hanya saja yang perlu disoroti adalah jumlah sumberdaya manusia SDM yang masih dirasa kurang, padahal permasalahan lingkungan demikian banyaknya. Kekurangan SDM tersebut dapat disiasati dengan memberi peran dan ruang gerak yang lebih besar pada Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, agar berperan lebih aktif dalam perbaikan lingkungan. Pemerintah hanya bertindak sebagai koordinator dan motivator. Kelompok Sadar Lingkungan Dan Lembaga Swadaya Masyarakat Penanganan lingkungan perlu didukung oleh masyarakat. Pembentukan Kelompok Sadar Lingkungan Darling dapat dalam skala nasional maupun lokal. Namun berdasarkan pengalaman yang ada, kelompok sadar lingkungan dalam skala lokal lebih nyata hasilnya dan dapat dilihat. Kelompok Darling yang sukses akan memotivasi kelompok lain, baik yang berada di hulu dan hilirnya. Penghargaan bagi kelompok yang sukses juga perlu dilakukan secara konsisten oleh pemerintah sebagai langkah pembinaan. Permasalahan lingkungan mem-punyai kecenderungan akan meningkat dari tahun ke tahun, oleh karena itu pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dan dibutuhkan partisipasi masyarakat yang lebih kuat, dalam bentuk swadaya dan swadana masyarakat maupun investasi komersil yang difasilitasi oleh pemerintah. Kelompok Darling yang maju dapat berkembang ke arah Industri Lingkungan yang menjual produknya seperti kompos, tanaman hias atau kertas daur ulang yang mempunyai nilai komersil. Gerakan Kelompok Darling ini sebaiknya dilakukan secara nasional, dan kalau perlu dilombakan seperti Klompencapir, dengan membiasakan diri untuk memelihara lingkungan dan membisakan diri untuk hidup bersih, diharapkan lingkungan akan berkembang lebih baik dan sehat dari tahun ke tahun. Produksi Bersih Produksi bersih merupakan kegiatan internal dari pemilik usaha, namun demikian kegiatan ini juga mendapat respon yang bagus dari Pemerintah. Produksi bersih bisa dimulai dari pemilihan bahan baku, pemilihan proses yang akrab lingkungan, pengepakan, sampai dengan proses pengiriman produk. Namun demikian untuk produksi bersih diperlukan semacam standard baku mutu untuk produk tertentu, misalnya berapa banyak jumlah limbah cair yang wajar dihasilkan untuk satu bungkus mie instanst ? Dengan demikian siapapun akan dengan mudah mengetahui, apakah proses pembuatan mie tersebut akrab lingkungan atau tidak. Usaha untuk melakukan produksi bersih banyak dilakukan oleh industri-industri yang berorientasi export untuk mendapatkan ISO 14000, karena negara pengimport mempersyaratkan untuk semua produknya akrab lingkungan. Produksi bersih belum masyarakat secara baik di Indonesia, karena konsumen tidak mempunyai banyak informasi, sehingga dalam pemilihan barang produk, konsumen hanya semata-mata menilai dari kualitas dan harga yang dianggap layak. Teknologi Pengolahan Limbah Sebagai langkah pencegahan, sebaiknya setiap orang berprinsip untuk tidak membuang limbah ke perairan. Pertanyaannya adalah apakah mungkin itu terjadi ? Bagi masyarakat atau industri atau kegiatan yang terletak ditepi sungai, contohnya, akan secara sengaja atau tidak sengaja akan mengalirkan limbahnya ke sungai karena faktor topografi semata. Oleh karena itu dengan adanya sosialisasi Undang-Undang dan Peraturan yang ada maka, diharapkan dengan kesadaran penuh mereka akan mengolah limbahnya sebelum dibuang ke perairan. Teknologi Pengolahan Limbah, banyak macam dan ragamnya. Setiap jenis limbah mempunyai kekhususan dalam teknologi, tergantung jenis limbah yang akan diolah dan tingkat kesulitan dalam pengolahan. Teknologi pengolahan limbah yang ada di pasar, sebagian besar adalah merupakan paket teknologi, oleh karena itu didalam pemilihan teknologi, sebaiknya dilakukan dahulu semacam penelitian untuk mengetahui karakter limbah yang akan diolah. Dengan mengetahui karakter limbah kita akan menentukan proses pengolahan limbah yang akan dilakukan, waktu yang dibutuhkan untuk proses pengolahan, bahan dan energi yang akan digunakan, biaya konstruksi dan operasi yang akan dikeluarkan. Pengetahuan akan teknologi pengolahan limbah penting agar tidak terjadi pemborosan yang berakibat kerugian. Pajak Dan Bank Lingkungan Perbaikan, pemeliharaan, dan pembangunan lingkungan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dibutuhkan suatu cara untuk mengumpulkan dana untuk pembangunan lingkungan. Selama ini, pembiayaan lingkungan tidak jelas asal-usulnya, sehingga sulit diprediksi kapan permasalahan lingkungan akan teratasi. Salah satu cara yang paling mungkin, adalah penerapan pajak lingkungan. Masalahnya bagaimana menentukan besarnya pajak lingkungan ? Dalam pajak PPN atau Pajak Pertambahan Nilai dari bahan baku menjadi barang jadi, sudah umum diketahui besarnya adalah 10%. Padahal banyak orang juga tahu bahwa dalam memproduksi barang selalu menghasilkan limbah, baik berupa air limbah atau sampah atau pencemaran udara, ataupun hanya berupa emisi panas. Dengan demikian pajak lingkungan sebaiknya diambil dari sebagian pajak PPN yang besarnya berkisar 0,5 – 1%. Dana tersebut dapat digunakan untuk perbaikan lingkungan dan membangun industri lingkungan. Industri lingkungan akan sulit berkembang, jika menggunakan dana komersil yang diambil dari Bank Komersil, karena bisnis lingkungan umumnya mempunyai break event point yang lama lebih dari 5 tahun. Oleh karena itu dibutuhkan Bank Lingkungan yang dananya dikumpulkan dari Pajak Lingkungan untuk mendanai perbaikan lingkungan dan pembangunan lndustri lingkungan dengan bunga yang sangat rendah dan masa tenggang pinjam yang lama. Pembangunan Industri Lingkungan juga dapat menyerap tenaga kerja yang banyak, Arie Herlambang Pencemaran dan Strategi Penggulangannya JAI Vol. 2 , 2006 walaupun masih perlu ditunjang dengan penghargaan masyarakat yang lebih tinggi bagi mereka yang bekerja di sektor lingkungan. Industri Lingkungan Permasalahan lingkungan sering menjadi permasalahan pemerintah. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan industri, permasalahan lingkungan, baik pencemaran pada air, tanah, udara dan permasalahan sampah semakin meningkat dari hari ke hari. Akibat dari itu nampaknya pemerintah menjadi sangat sibuk mengurusi limbah dari tahun ke tahun dan kesibukan itu berakibat meningkatnya anggaran yang harus disediakan. Bersamaan dengan pembangunan dibidang ekonomi yang masih membutuhkan dana, perbaikan lingkungan sering tidak mendapat perioritas dalam pembangunan, dan bahkan cenderung pembiayaan perbaikan lingkungan didapat dari hutang atau bantuan luar negeri. Pandangan untuk melihat limbah sebagai sumberdaya memberi angin segar untuk sejenak menatap peluang yang muncul bahwa pengolahan limbah menjanjikan keuntungan dalam berusaha. Pembangunan Industri yang bergerak di bidang lingkungan sebaiknya dilaksanakan secepat mungkin, agar Industri tersebut dapat menjadi partner pemerintah dalam mengatasi masalah lingkungan. Saat ini industri yang bergerak dibidang lingkungan masih sangat sedikit, baru ada seperti PDPAL Jaya, PT WGS, dan perusahaan-perusahaan kecil yang belum muncul namanya. Jika Industri Lingkungan terus dibina dan menjadi besar dan sehat, maka suatu saat pemerintah tidak terlalu sibuk mengurusi lingkungan, namun lebih berkonsentrasi dalam membuat kebijakan-kebijakan di bidang lingkungan. 7. P E N U T U P Kerusakan dan penurunan sumberdaya air terus terjadi dan semakin parah dari tahun ke tahun. Langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan sudah banyak dilakukan, namun kerusakan tetap saja berjalan dengan kecepatan yang tidak terduga. Pencemaran air saat ini terjadi hampir diseluruh kota besar dunia dan sudah berlangsung ratusan tahun. Pengalaman negara maju ketika revolusi industri 150 tahun lalu, memberi rasa optimis bahwa masih ada kesempatan untuk Indonesia memperbaiki pencemaran yang terjadi. Dalam penanggulangan pencemaran air, perlu dikenali terlebih dahulu sumber pencemaran, material pencemaran, sifat dan karakter bahan pencemar, kemudian kemudian dilakukan pengambilan keputusan untuk mengatasi pencemaran. Pencemaran air berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan lingkungan perairan. Banyak penyakit yang berhubungan dengan air yang kotor. Perlu dilakukan penggolongan atas kelas sumber air sebagai langkah pencegahan untuk perlindungan sumber air dari pencemaran dan panduan bagi penetapan baku mutu air limbah. Penetapan baku mutu air limbah harus memperhatikan kelas badan air penerima dan tidak semata-mata hanya kepada jenis industrinya. Dalam pengendalian pencemaran perlu dilakukan perlindungan sumber air dengan cara menata tata ruang yang berwawasan lingkungan dan dilindungi oleh undang-undang yang berlaku. Monitoring dan evaluasi perlu dilakukan dalam rangka membuat sistem data yang terpadu dan kontinu, guna menunjang penegakan hukum bagi pelangaran undang-undang. Agar kordinasi kegiatan lingkungan dapat berjalan baik diperlukan kelembagaan yang mantab dan mampu memantau semua kegiatan yang berdampak lingkungan dengan dibantu oleh Lembaga Swadaya Masyarakat. Pembentukan dan pembinaan kelompok sadar lingkungan sangat diperlukan sebagai contoh nyata pengelolaan lingkungan yang baik untuk setiap wilayah atau propinsi. Perlu penguasaan teknologi pengolahan limbah untuk mengatasi pencemaran dengan biaya investasi dan operasional yang murah. Industri lingkungan juga perlu ditumbuhkan untuk meringankan beban pemerintah dalam mengatasi persoalan lingkungan, dan guna menunjang biaya investasi perlu diadakan bank lingkungan yang sumber dananya diambil dari pajak lingkungan. DAFTAR PUSTAKA 1. Abel. 1989. Water Pollution Biology, Ellis Horwood Limited, Chichester, West Sussex, England. 2. Alaerts, G. Dan Santika, 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya. 3. Brault, 1991. Water Treatment Handbook. 6 th edition. Volume I dan II. Degremont. Lavoiser Publishing. Paris. 4. Djoko Pitono, 2003, Sumbangan Brantas Untuk Pembangunan Berkelanjutan, disajikan dalam Seminar Sistem Monitoring Pencemaran Lingkungan Sungai dan Teknologi Pengelolaannya, Hotel Panghegar, Bandung, 8-9 Juli 2003, Penyelenggara PPET, LIPI. 5. Gabriel Bitton. 1994. Wastewater Microbiology, A John Wiley & Sons, INC., New York. 6. Gordon Culp. 1984. Trihalomethane Reduction in Drinking Water. Technologies, Cost, Effectiveness, Monitoring, Compliance. Noyes Publications. New Yersey. USA. 251 Hal. 7. Lay. dan Hastowo .S. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta. 8. Manahan, 1994. Environmental Chemistry. 6 th Edition. Lewis Publishers. Boca Raton, Florida. 810 hal. 9. MetCalf dan Eddy. 2003. Waste Water Engineering, Treatment, Disposal, and Reuse. 4 th Edition, Revised by George Tchobanoglous and Franklin. L. Burton. Mc Graw Hill. New York. 1334 Hal. 10. Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. 11. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. 12. Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 13. PP nomor 19 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. 14. Saeni, Kimia Lingkungan. Dep. P&K. Ditjen Dikti. PAU ilmu Hayat IPB, p. 15. Sawyer. dan McCarty. 1989. Chemistry For Environmental Engineering, International edition, McGraw-Hill Book, Singapore. 16. Surat Keputusan Tiga Menteri; Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehutanan, Menteri Pekerjaan Umum, No. 19 tahun 1984, No. 059/Pkts-II/1984 tentang Penanganan Konservasi Tanah dalam Rangka Pengamanan Daerah Aliran Sungai Prioritas. 17. Sutopo Purwo Nugroho, 2002, Pengelolaan DAS dan Sumberdaya Air yang Berkelanjutan, Peluang dan Tantangan Pengelolaan Sumberdaya Air di Indonesia, hal 165. 18. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup 19. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. 20. Viessman. W. Jr. dan Hammer. 1985. Water Supply and Pollution Control. 4th Editon. Harper and Row Publishers. New York. 796 hal. 21. Wisnuprapto dan Mohajit. 1992. Prinsip Dasar Pengendalian Pencemaran Air. PAU. Bioteknologi ITB, Bandung. 22. Yuli. S. Slamet. 1996. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 225 hal. ... Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan komposisi air oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Dari definisi tersebut tersirat bahwa pencemaran air dapat terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja dari kegiatan manusia Herlambang, 2006. ...... Polusi air tanah dapat menimbulkan permasalahan yang serius jika tidak diperhatikan. Hal ini disebabkan karena air tanah adalah sumber air yang dimanfaatkan oleh sebagian besar penduduk untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan air minum Herlambang, 2006, Sudarmadji, 2007. Perubahan kondisi kualitas air pada aliran sungai merupakan dampak dari buangan dari penggunaan lahan yang ada Tafangenyasha dan Dzinomwa, 2005. ...Thevitha Refiani ViolaAs'ari As'ariSeni Herlina Juita TongkukutChristin MalinggasSistem hidrologi suatu daerah dipengaruhi oleh bentuk topografi permukaan yang merupakan daerah tangkapan air hujan. Air hujan yang mengalami infiltrasi ke dalam tanah menjadi aliran air tanah yang mempunyai pola hidrologi tertentu. Pemetaan hidrologi air tanah bawah permukaan telah dilakukan di Kawasan Ilo-Ilo desa Wori menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi wenner Alpha. Pengukuran dilakukan pada 4 lintasan dengan spasi elektroda 10 m, 48 elektroda dan panjang setiap lintasan 480 m. Daerah penelitian terbagi menjadi 2 pola sistem hidrologi yang terpisah yaitu hasil penelitian menunjukkan bahwa lintasan 3 merupakan area yang mempunyai akuifer paling besar dan permukaannya merupakan daerah tangkapan air. Air tanah cenderung mengalir ke arah lintasan 3, karena kondisi akuifer yang lebih dalam > 60 m pada kedua sistem hidrologiThe hydrological system of an area is affected by the shape of the surface topography which is a rainwater catchment area. Rainwater infiltrated into the soil becomes a groundwater flow that has a certain hydrological pattern. The mapping of subsurface hydrological groundwater in the Ilo-Ilo area of Wori village using the Wenner Alpha configuration of resistivity geoelecrical methods has been done. Measurements was made on 4 path with 10 m electrode spacing, 48 electrodes and length of each path is 480 m. The study area is divided into 2 separate hydrological system patterns. The result show us that path 3 is the area that has the largest aquifer and its surface is a water catchment area. Groundwater tends to flow toward path 3, due to deeper aquifer conditions > 60 m in both hydrological systems... Upaya ini diantaranya berupa pengaturan jumlah bahan pencemar yang boleh dibuang ke sungai. Pengaturan jumlah bahan pencemar yang boleh dibuang ke sungai didasarkan atas kajian ilmiah tentang daya tampung beban pencemaran pada sungai Mahida, 2004;Herlambang, 2006. ...... Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa bahan pencemar yang dibuang ke sungai tidak melampaui kemampuan air sungai untuk membersihkan sendiri. Kemampuan air untuk membersihkan diri secara alamiah dari berbagai kontaminan dan pencemar dikenal sebagai swa pentahiran atau self purification Metcalf & Eddy 1979;Herlambang, 2006 Permukiman di tepi sungai atau yang sekarang sering disebut Stren Kali atau bantaran sungai bukanlah hal yang baru. Sungai tidak hanya merupakan sarana transportasi tetapi juga merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. ...Yenni PigomeMujiati MujiatiHarmonis RanteThe riverbank area is a waterfront area that has several advantages, especially those related to more strategic functions and accessibility. The geographical condition of the State of Indonesia, especially Papua Province, which has many rivers as a life orientation, makes the riverbanks a place to live and get a livelihood. This study aims to determine or identify the factors that influence environmental pollution of the Acai River, analyze community behavior towards environmental conditions, what efforts can be made in environmental management and what are the activities and behavior of the people living on the banks of the Acai River. The results showed that the factors that influence the pollution are the lack of garbage collection basins, disposal of activity waste to the community into the river. Then the behavior of the community still does not pay attention to the environment and does not care about the condition of the environment around them, especially regarding the Kali Acai River. Recommendations of this study are intense socialization to raise awareness to the community, and intense cross-stakeholder care involving elements of the government, NGOs and local communities to produce integrated environmental management.... Secara awam air yang tercemar mudah dikenali dengan menggunakan indra penglihatan, penciuman maupun perasa. Air murni pada umumnya jernih atau tembus cahaya, tidak keruh atau berwarna, tidak menghasilkan bau dan ketika dirasakan dengan lidah tidak adanya rasa asam atau getir Herlambang., 2006. Pencemaran air terjadi karena adanya material atau bahan-bahan yang berasal dari kegiatan manusia, baik material organik dan anorganik yang sifatnya beracun atau tidak beracun, yang secara langsung maupun tidak langsung masuk ke dalam air Efbertias, S., dkk., 2022 ...... These impacts must be addressed appropriately, especially in wastewater management. Domestic wastewater disposal has a very big impact on the environment, wastewater disposal without going through the treatment process will result in environmental pollution of raw water sources for drinking water, both surface water and groundwater Herlambang, 2006;Widiyanto et al., 2015. River pollution in urban areas, more than 60% comes from domestic activities, including due to the local WWTP system that dominates residential areas has not been effective in meeting effluent quality standards Hastuti & Agustien, 2013;Yuliana, 2013. ...Imtiyaz Olaf JatmyKatharina OginawatiThe West Java Provincial Government has inaugurated a community-based sanitation program in 18 Bandung Regencies. Especially in the Citarum watershed, domestic waste contributes 68% to river pollution and has water quality status over the past 10 years, showing 54% heavily polluted, 23% moderately polluted, 20% lightly polluted, and only 3% meeting quality standards. Efforts to improve domestic wastewater pollution control require the selection of technology that is influenced by many factors, so a theoretical and practical approach that pays attention to sustainability aspects is needed. Neglasari Village, Banjaran District, Sayati village, Margahayu district, and Cipaku village, Paseh District, are Kcamatan in Bandung Regency who have run the Sanimas program that has not met the muku standards, so it is necessary to improve the performance of the Sanimas wastewater treatment plant that is sustainable. From the location of the S animal wastewater treatment plant spread from the upper reaches of the river, the location of the Sanimas wastewater treatment plant is in a densely populated area and sanitation-prone area, also has the need to deal with sanitation problems. This research was conducted using the SWOT method. A SWOT analysis is performed to obtain recommendations for priority strategies.... Sungai terdiri dari beberapa bagian yaitu bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai dimana kemudian beberapa anak sungai ini akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Manfaat terbesar sebuah sungai disamping sebagai tempat hidup beragam biota seperti makroinvertebtara, adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai Herlambang, 2006. Untuk Bali, sungai-sungai semacam ini banyak jumlahnya yang dalam bahasa local disebut tukad. ...I Gede Agus Isha PurusaI Wayan Arthana I Wayan Darya KartikaCangkir and Pakerisan are two rivers which are located in Gianyar-Bali Regency, each with a length of 23 km km2 of watershed area and km km2 of watershed area. These two rivers empties into Lebih Beach that each has a species diversity and abiotic factors. At the upstream of the rivers were occupied by tourism activities that can affect the ecosystem. This study aims to determine the diversity and distribution of macroinvertebrates in the two rivers. Sampling stations were situated at upstream area with 5 stations and 3 replications 15 points on each river. Sample identification was carried out at the Laboratory of Water Resources Management, Faculty of Marine Science and Fisheries, Udayana University. It was found four species, namely Littorina carinifera, Melanoides torulosa, Parathelphusa convexa, and Bellamya javanica. At upstream of Cangkir and Pakerisan rivers had species of random category distribution pattern with the Morisita Distribution Index value that equal to one. Physical and chemical factors had a major influence on the ecological conditions of the two rivers. The environmental conditions that consisting of substrate type, several physical and chemical parameters were unable to support the life of various biota species found in these aquatic ecosystems.... Water consumption has doubled in the last 50 years and humans have failed to prevent water quality degradation. Currently billion people in the world do not have access to clean water and almost twice that number do not have adequate basic sanitation facilities [3]. ...Wiji Luluk AgustinaVici Tiara AnjarsariThe Kanta River flows in Pujon District and Ngantang District. This river water is used for irrigation, livestock sanitation, and the main source of water for hydropower plants and tourist water sources of the Selorejo Reservoir. The high role of this river water is apparently not realized so that residents use the Sunga Kanta watershed as a place to dispose of garbage and sewage. The current water condition of the Kanta River is quite poor and the settlement around the Selorejo Reservoir as a drainage estuary is the most affected area. The author responds to this water pollution problem in a film with the title "The Impact of Canta River Water Pollution on the Socioeconomic Conditions of Residents Around the Drainage Estuary". The documentary genre is an option because according to the character of this film, which presents facts according to reality, it is actually considered capable of accommodating the message of the film. The film narrative is prepared based on research data that has been analyzed descriptively and obtained by three data collection methods which include observation, literature study, and interviews. Films are shown publicly so that the message of the film can be widely accepted by citizens. In the end, this documentary is expected to be able to give birth to awareness to jointly maintain the water ecosystem, especially AzwarThis research discusses the quantity and quality of clean water that has been used by the community in Tihang Village, Lengkiti District, Ogan Komering Ulu Regency. In the daily process, the local community uses a lot of drilled well water to facilitate their daily activities. There are 7 Drilled Well points in Tihang Village, but only 3 Drilled Well points are active. Tihang Village has a population of 1663 people 2016 statistical data center. Therefore, Tihang Village is included in the rural category with water consumption of 50 liters / person / day. The borehole water distribution system is carried out by flowing the air from the well using the intake pump to the booster, the distribution pump discharge is determined based on fluctuations in water use in one day schedule. It turns out that after conducting a simple water test that has reached the community, the pH of the water passes into the requirements stipulated under Permenkes No. 32 of 2017 concerning Environmental Health Quality Standards and Water Health Requirements. The quality of water from these three sources is quite good because the water test results simply show that the water is odorless. And from the results of laboratory test analysis, both Physical and Chemical, the clarity is sufficient because the differences are not too far away. The highest pH was in Hamlet V, while the pH of the three hamlets was only 1% different. However, the results of water from Dusun III, IV and V are good enough to be used as raw material for drinking water because the pH is neutral and non-toxic. After a simple test of water pH in Tihang Village, namely vilage III, IV and V passed the applicable requirements Keywords Quantity, Quality, Drilled Well buku ini bagaimana prinsip, sistem, sumber daya alam, pengelolaan serta permasalahan yang berada di lingkungan seperti pencemaran air, tanah, dan udara serta itu akan dirangkum melalui peraturan – peraturan tentang lingkungan. Buku Pengantar Ilmu Lingkungan ini membahas yaitu Bab 1 Prinsip Dasar Pengetahuan Lingkungan Bab 2 Lingkungan sebagai Sistem Bab 3 Lingkungan Fisik, Kimiawi, dan Hayati Bab 4 Permasalahan Lingkungan Bab 5 Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui Bab 6 Sumber Daya Alam yang Tak dapat Diperbaharui Bab 7 Pencemaran Udara Bab 8 Pencemaran Air Bab 9 Permasalahan Tanah Bab 10 Pembangunan Berwawasan LingkunganBetta RiandaRia Azizah Tri Nuraini Sunaryo SunaryoLamun jenis Enhalus acoroides merupakan salah satu komponen keanekaragaman hayati yang tumbuh di Perairan Kartini dan Teluk Awur. Aktivitas pariwisata, pelabuhan, pembuatan, pengecatan, pengelasan, pembersihan dan lalu lintas kapal nelayan menjadi penyebab terakumulasinya logam berat di perairan. Logam berat Pb merupakan logam berat beracun dan berbahaya, bahan pencemar dan cenderung mengganggu kelangsungan hidup organisme perairan. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui dan menganalisis kandungan logam berat Pb pada air, sedimen dan lamun Enhalus acoroides akar dan daun di Perairan Kartini dan Teluk Awur, Jepara, serta mengetahui tingkat pecemarannya berdasarkan baku mutu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, sedangkan metode penentuan lokasi menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan kandungan logam berat Pb air di Perairan Kartini sebesar 0,181-0,316 mg/l dan Perairan Teluk Awur sebesar 0,001-0,157 mg/l. Kandungan logam berat Pb sedimen di Perairan Kartini sebesar 2,424-3,463 mg/kg dan Perairan Teluk Awur sebesar 2,347-2,496 mg/kg. Kandungan logam berat Pb Lamun Enhalus acoroides pada akar di Perairan Kartini sebesar 0,918–1,854 mg/kg dan Perairan Teluk Awur sebesar 0,906–1,492 mg/kg. Kandungan logam berat Pb Lamun Enhalus acoroides pada daun di Perairan Kartini sebesar 0,764–1,458 mg/kg dan Perairan Teluk Awur sebesar 0,674–1,040 mg/kg. Enhalus acoroides seagrass as a component of biodiversity that grows in the waters of Kartini and Teluk Awur. Activities in these waters include tourism, ports, manufacture, painting, welding, cleaning and traffic of fishing vessels to cause of accumulated heavy metals in the waters. Heavy metal Pb is a toxic and dangerous heavy metal, polluting material and tends to interfere with the survival of aquatic organisms. The purpose of this study was to determine and analyze the Pb heavy metal content in water, sediment and seagrass Enhalus acoroides roots and leaves in Kartini and Teluk Awur waters, Jepara, and to determine the level of pollution based on quality standards. This research uses descriptive method, while the location determination method uses purposive sampling method. The results showed that the heavy metal Pb water content in Kartini waters was mg/l - mg/l and Teluk Awur waters was mg/l. The heavy metal content of Pb sediment in Kartini waters is 2,424-3,463 mg/kg and Teluk Awur waters was 2,347-2,496 mg/kg. The heavy metal content of Pb in Enhalus acoroides in the roots of Kartini waters was mg/kg and Teluk Awur waters was mg/kg. Heavy metal content of Pb in Enhalus acoroides in leaves in Kartini waters was mg/kg - mg/kg and Teluk Awur waters was mg/kgRivatri Julianti KarilaMuhyiatul FadilahRahmawati Darrusyamsu Ganda Hijrah SelarasAir merupakan komponen yang memegang peranan penting dalam kehidupan di bumi. Air yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari memiliki standar kualitas. Namun ketersediaan air dengan kualitas yang sesuai sulit didapatkan. Hal ini disebabkan pencemaran air yang berasal dari aktivitas manusia, membuat kualitas air menurun dan tidak layak untuk digunakan. Oleh karena itu, masalah pencemaran air perlu mendapat perhatian khusus. Baru-baru ini, para praktisi menemukan solusi untuk mengatasi pencemaran tersebut, salah satunya dengan menggunakan eco-enzyme. Penelitian ini membahas prosedur sederhana berupa pengamatan fisik untuk mengetahui efektivitas eco-enzim terhadap pencemaran air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Eco-enyzme efektif dalam mengatasi pencemaran air melalui perubahan aroma, warna, dan kekeruhan. Stanley E. ManahanThis book is organized around several major sections aquatic Chemistry, atmospheric chemistry, the geosphere and hazardous wastes, toxicological chemistry, and resources and energy. Specific topics discussed in the book include a general introduction to environment chemistry, basic principles of aquatic chemistry, water pollution and water treatment, the essential role of microorganisms in aquatic chemical phenomena, atmospheric chemistry, a discussion of major threats to the global atmosphere particularly greenhouse gases and ozone-depleting chemicals, the geosphere and hazardous substances, soil chemistry, and the nature and sources of hazardous wastes. The environmental chemistry of hazardous wastes, their treatment, minimization, and recycling, and the effects of these hazardous substances in also N SawyerP L Dan MccartySawyer. dan McCarty. 1989. Chemistry For Environmental Engineering, International edition, McGraw-Hill Book, DAS dan Sumberdaya Air yang Berkelanjutan, Peluang dan Tantangan Pengelolaan Sumberdaya Air di IndonesiaNugroho Sutopo PurwoSutopo Purwo Nugroho, 2002, Pengelolaan DAS dan Sumberdaya Air yang Berkelanjutan, Peluang dan Tantangan Pengelolaan Sumberdaya Air di Indonesia, hal Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo PersadaB W LayS Dan HastowoLay. dan 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, S SaeniSaeni, Kimia Lingkungan. Dep. P&K. Ditjen Dikti. PAU ilmu Hayat IPB, S SlametYuli. S. Slamet. 1996. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 225 Dasar Pengendalian Pencemaran AirMohajit Wisnuprapto DanWisnuprapto dan Mohajit. 1992. Prinsip Dasar Pengendalian Pencemaran Air. Supply and Pollution Control. 4 th EditonW ViessmanM J HammerViessman. W. Jr. dan Hammer. 1985. Water Supply and Pollution Control. 4 th Editon. Harper and Row Publishers. New York. 796 rihalomethane Reduction in Drinking Water. Technologies, Cost, Effectiveness, Monitoring, ComplianceGordon CulpGordon Culp. 1984. T rihalomethane Reduction in Drinking Water. Technologies, Cost, Effectiveness, Monitoring, Compliance. Noyes Publications. New Yersey. USA. 251 Pencemaranudara tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor utama yang menjadi penyebab terjadinya polusi udara tersebut. Pencemaran udara bisa terjadi secara alami, tetapi sebagian besar terjadi karena tindakan manusia. Berikut beberapa penyebab pencemaran udara yang diakibatkan faktor manusia dan alam: 1. Abu Polutan Letusan Gunung Berapi.
Jakarta - Pencemaran lingkungan environmental pollution adalah terkontaminasinya komponen fisik dan biologis dari sistem bumi dan atmosfer sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem tersebut bisa berasal dari kegiatan manusia ataupun proses alam, yang menyebabkan kualitas lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup memberi penjelasan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah menurut modul Kemdikbud Biologi Kelas X karya Khoirul Huda, pencemaran diartikan sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran disebut polutan bahan pencemar. Zat dapat dikatakan sebagai polutan apabila jumlahnya telah melebihi batas normal, yang berada pada waktu dan tempat yang tidak pencemar dikenal juga dengan istilah limbah sampah. Limbah merupakan bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, seperti kegiatan rumah tangga yang kehadirannya dapat berdampak negatif bagi sifatnya limbah dapat digolongkan menjadi limbah cair, limbah padat, limbah daur ulang, limbah organik, dan limbah bahan berbahaya beracun B3.Pencemaran AirPencemaran air merupakan terjadinya perubahan penurunan kualitas air di suatu tempat perairan seperti laut, sungai, danau, dan air terjadinya pencemaran air -Pembuangan hasil bekas limbah industri, rumah tangga, ke perairan. -Adanya partikel-partikel tanah di perairan, akibat adanya bahan peledak dan racun dalam kegiatan menangkap ikan. -Tumpahannya minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas UdaraPencemaran udara adalah masuk dan bercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfer, sehingga memunculkan polusi terjadinya pencemaran udara -Bebasnya karbon monoksida CO dan karbon dioksida CO2 ke udara, yang dapat berasal dari asap kendaraan, asap pembakaran atau kebakaran, asap rokok, asap cerobong asap vulkanik dari aktivitas letusan gunung berapi, sehingga dapat menebarkan partikel-partikel debu ke udara. -Bebasnya partikel, nitrogen oksida, dan oksida sulfur ke udara, akibat asap dari pembakaran batu bara pada pembangkit listrik atau pabrik. -Adanya Chloro Fluoro Carbon CFC, dari hasil kebocoran mesin pendingin seperti kulkas dan AC Tanah DaratPencemaran tanah atau darat merupakan penurunan kualitas tanah akibat masuknya ke dalam polutan ke lingkungan tanah, berupa zat kimia, debu, panas, suara, radiasi, dan terjadinya pencemaran tanah terbagi menjadi 3 golongan yaituLimbah domestik, yaitu limbah yang berasal dari kegiatan manusia. Umumnya, limbah domestik berupa sampah basah atau organik yang mudah industri, yaitu limbah padat berupa lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan, seperti sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, dan pertanian, biasanya berasal dari pestisida atau DDT Dikloro Difenil Trikloroetana yang digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman. Limbah pertanian ini juga merupakan jenis pencemaran lingkungan. Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] pal/pal
PenyebabPolusi Udara yang di karena Manusia. Pencemara udara pun terjadi sebab ulah manusia. Berikut ini ialah beberapa penyebab pencemaran udara karena faktor manusia: Asap dari Industri dan juga pabrik sekarang ini memproduksi barang dalam jumlah besar. Proses pembakaran di pabrik tersebutlah yang menghasilkan asap beracun yang dilepaskan ke
Dipublish tanggal Sep 20, 2019 Update terakhir Okt 12, 2020 Waktu baca 5 menit Berdasarkan pengukuran kualitas udara yang dilakukan BMKG, Indeks Standar Pencemaran Udara ISPU di sejumlah wilayah di Indonesia memasuki kriteria sangat tidak sehat bahkan berbahaya. Per tanggal 19 September 2019 kemarin, akibat pengaruh kabut asap kebakaran hutan membuat udara Kota Pekanbaru tergolong sangat tidak sehat, bahkan di Kota Palangka Raya mencapai status berbahaya. Setelah maraknya isu polusi di Jakarta yang berpedoman pada angka AQI dan Anda mungkin baru mendengar soal Indeks Standar Pencemaran Udara ISPU. Simak informasi lengkapnya berikut ini. Baca Selengkapnya Polusi Udara Jakarta Makin Parah, Berapa Angka AQI dan yang Aman? Apa itu Indeks Standar Pencemar Udara ISPU? Indeks Standar Pencemar Udara atau ISPU adalah angka yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di suatu lokasi. Indeks ini ditentukan berdasarkan 5 parameter utama, yaitu Partikulat PM10 diukur dalam waktu 24 jam Sulfur dioksida SO2 diukur dalam waktu 24 jam Karbon monoksida CO diukur dalam waktu 8 jam Ozon O3 diukur setiap jam Nitrogen dioksida NO2 diukur setiap jam Setiap parameter tersebut diukur dan diambil rata-ratanya. Setelah itu, hasil pengukuran akhir ISPU dilaporkan kepada masyarakat setiap 24 jam, mulai pukul WIB sampai WIB keesokan harinya. Semakin besar angka ISPU, maka tingkat polusi dan pencemaran udaranya juga semakin parah. Cara membaca polusi udara dengan ISPU ISPU terbagi menjadi kategori-kategori tertentu yang ditentukan berdasarkan dampaknya pada kesehatan manusia, nilai estetika, dan makhluk hidup lainnya. Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, berikut kategori Indeks Standar Pencemar Udara ISPU, yaitu Baik 1-50 hijau Tingkat kualitas udara cenderung aman, dalam artian tidak memberikan efek buruk bagi kesehatan manusia, hewan, maupun tumbuhan. Kondisi udara juga tidak mengganggu nilai estetika lingkungan dan bangunan. Sedang 51-100 biru Tingkat kualitas udara cukup aman bagi kesehatan manusia atau hewan, tapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif. Kondisi udara juga mulai mengganggu nilai estetika lingkungan. Tidak sehat 101-199 kuning Kualitas udara mulai memburuk dan tidak sehat bagi manusia maupun hewan yang sensitif. Kondisi ini bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan dan nilai estetika lingkungan. Sangat tidak sehat 200-299 merah Tingkat kualitas udara dapat merugikan kesehatan seluruh masyarakat. Kondisi udara sudah sangat tidak layak, sehingga sebaiknya tetaplah berada di dalam rumah untuk menghindari paparan polusi. Berbahaya 300 ke atas hitam Udara mengandung partikel berbahaya yang dapat memicu masalah serius pada tubuh. Bila tidak segera diatasi, bisa mengancam kesehatan dalam jangka pendek hingga jangka panjang. Pengaruh ISPU untuk setiap parameter pencemar Setiap parameter yang digunakan untuk mengukur pencemaran udara memiliki efek tersendiri pada kesehatan. Ambil contoh pada PM10, yaitu partikel udara yang ukurannya 10 mikron mikrometer yang umumnya berasal dari debu, diesel truk, pembangkit listrik, hingga tungku kayu. Semakin banyak partikel PM10 yang terhirup, tubuh lama-kelamaan akan mengalami gejala berupa Iritasi mata, hidung, dan tenggorokan Batuk dan sesak napas Detak jantung tidak teratur Serangan asma Penurunan fungsi paru-paru Serangan jantung Kematian dini, terutama bagi penderita penyakit jantung atau paru-paru Begitu juga dengan karbon monoksida CO, sulfur dioksida SO2, nitrogen dioksida NO2, dan ozon O3. Gabungan dari zat-zat polutan inilah yang dapat menurunkan kesehatan tubuh. Tidak hanya soal aman atau tidaknya udara, Anda juga perlu memahami bahwa setiap parameter pencemar dalam kategori ISPU punya pengaruhnya masing-masing pada kesehatan. Berikut selengkapnya Pengaruh ISPU baik pada kesehatan Kondisi udara masih cukup bersih dan aman bagi kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan. Karbon monoksida CO Tidak ada efek bagi kesehatan. Nitrogen dioksida NO2 Sedikit berbau. Ozon O3 Dapat menimbulkan luka pada beberapa tumbuhan akibat kombinasi dengan sulfur dioksida selama 4 jam. Sulfur dioksida SO2 Dapat menimbulkan luka pada beberapa tumbuhan akibat kombinasi dengan ozon selama 4 jam. PM10 Tidak efek. Dengan kategori ISPU yang baik, masyarakat bisa bebas beraktivitas, termasuk anak-anak, ibu hamil, lansia, maupun orang-orang dengan penyakit tertentu. Pengaruh ISPU sedang pada kesehatan Kualitas udara cukup baik untuk manusia dan hewan, tapi bisa memberikan sedikit efek buruk pada tumbuhan yang sensitif. Karbon monoksida CO Memicu perubahan kimia darah, tapi tidak terdeteksi. Nitrogen dioksida NO2 Berbau. Ozon O3 Menyebabkan luka pada beberapa spesies tumbuhan. Sulfur dioksida SO2 Menyebabkan luka pada beberapa spesies tumbuhan. PM10 Menyebabkan udara kotor dan menurunkan jarak pandang. Meski sudah masuk ke kategori ISPU sedang, masyarakat masih bisa beraktivitas dengan bebas seperti biasanya, termasuk kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak. Pengaruh ISPU tidak sehat pada kesehatan Kualitas udara memburuk dan mulai tidak sehat bagi manusia maupun hewan yang sensitif, bahkan dapat merusak tumbuhan. Karbon monoksida CO Meningkatkan gejala kardiovaskular pada perokok yang sakit jantung. Nitrogen dioksida NO2 Bau dan kehilangan warna. Terjadi peningkatkan reaktivitas pembuluh di tenggorokan pada penderita asma. Ozon O3 Menurunkan kesehatan atlet yang sedang berlatih keras. Sulfur dioksida SO2 Bau, meningkatkan kerusakan tanaman. PM10 Udara berubah jadi kotor dan penuh debu, jarak pandang kian menurun. Sebaiknya kurangi aktivitas atau olahraga di luar rumah, terutama bagi lansia, ibu hamil, dan anak-anak. Bila terpaksa harus ke luar rumah, selalu gunakan masker untuk menghindari paparan polusi. Sementara bagi Anda yang punya riwayat gangguan paru-paru, penyakit jantung, atau penyakit kronis lainnya, sebaiknya hindari beraktivitas di luar rumah. Baca Selengkapnya Lagi Ngetren Masker Elektrik, Bisakah Lindungi Tubuh dari Polusi? Pengaruh ISPU sangat tidak sehat pada kesehatan Kualitas udara sudah sangat tidak layak dan mengganggu kesehatan seluruh makhluk hidup. Karbon monoksida CO Meningkatkan gejala kardiovaskular pada non-perokok yang sakit jantung. Tampak beberapa tanda-tanda kelemahan yang bisa dilihat dengan jelas. Nitrogen dioksida NO2 Meningkatkan sensitivitas pada penderita asma dan bronkitis. Ozon O3 Menyebabkan gangguan pernapasan pada pasien dengan paru-paru kronis yang melakukan olahraga ringan. Sulfur dioksida SO2 Meningkatkan sensitivitas pada penderita asma dan bronkitis. PM10 Meningkatkan sensitivitas pada penderita asma dan bronkitis. Sebaiknya hindari beraktivitas di luar rumah agar tidak terpapar bahaya polusi udara. Pengaruh ISPU berbahaya pada kesehatan Bila Indeks Standar Pencemar Udara sudah mencapai kategori berbahaya, artinya udara sudah sangat tidak sehat dan bisa memicu masalah serius pada tubuh. Hal ini bisa mengancam kesehatan secara menyeluruh untuk semua populasi yang terpapar. Sebaiknya tetaplah berada di dalam rumah, terutama untuk anak-anak, ibu hamil, lansia, dan orang-orang yang punya riwayat gangguan pernapasan atau sakit jantung. Bagi Anda yang sedang berada di daerah yang penuh polusi atau kabut asap, sebaiknya pantau terus Indeks Standar Pencemar Udara ISPU secara berkala. Selalu ikuti arahan petugas berwenang setempat agar tetap aman dan sehat. Baca Juga 5 Kiat Jaga Tubuh Tetap Fit Saat Dikepung Kabut Asap 12 Referensi Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini. Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya. Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat
ylFkOT.
  • yrt52a5la7.pages.dev/124
  • yrt52a5la7.pages.dev/183
  • yrt52a5la7.pages.dev/354
  • yrt52a5la7.pages.dev/335
  • yrt52a5la7.pages.dev/29
  • yrt52a5la7.pages.dev/267
  • yrt52a5la7.pages.dev/324
  • yrt52a5la7.pages.dev/306
  • yrt52a5la7.pages.dev/320
  • pencemaran udara biasanya diukur dengan satuan